Rabu, 29 Mei 2013

Bahagia itu pengorbanan

Masih teringat jelas, walau memang aku sudah lupa kalimat pastinya. Dulu sih aku simpan SMS dari kamu itu. Tapi karena labil, eh terhapus.

Kalau tidak salah, kalimat SMS-nya seperti ini:"ntar kalau aku perlu, pasti aku hubungi km". Benar gak?

Pasti lupa..

Karena keyakinan dari kalimat itu,

aku menunggu.

Dan menunggu.

Tetap menunggu.

Selalu menunggu.

Masih menunggu.

Bersemangat menunggu.

Lelah menunggu.

Mencoba menghentikan menunggu.

Kehilangan semangat menunggu.

Hingga akhirnya..

Tak pernah mengira. Tak pernah sekalipun terbayangkan. 75 hari yang lalu. Maghrib. Jumat. Mention itu muncul. Ternyata, setelah sekian lama menunggu dan aku memberi kesimpulan, bahagia itu (berawal dari) pengorbanan.

Selasa, 28 Mei 2013

Seberapa penting perbedaan?

Terkadang dari kita suka berkata,

"duh tugas mulu nih.. Coba aja kuliah itu ga ada tugasnya",

"makin banyak aja koruptor.. Coba aja ga ada koruptor"

"ini jalan banyak amat pengemis.. Coba aja ga orang miskin", sampai

"macet mulu nih.. Coba aja semua orang bersepeda" hehe.

Secara tidak sadar, perkataan-perkataan seperti itu menandakan bahwa kita tidak suka adanya perbedaan.

Beda itu sudah seharusnya ada.

Coba deh, bayangkan.

Kalau kuliah tanpa tugas, lalu apa gregetnya?

Kalau ga ada koruptor, lalu bagaimana caranya agar bisa membedakan orang yang berbohong dengan orang jujur?

Kalau tidak ada orang miskin, lalu sedekah kepada siapa?

Kalau semua orang bersepeda, lalu aku ga keren lagi dong?

Meja tak berfungsi banyak jika tidak ada bangku. Memang sih, tanpa bangku, meja tetaplah masih bisa digunakan untuk tempat menaruh sesuatu di atasnya. Tapi kalau ada bangku, meja itu bukan hanya bisa menjadi tempat menaruh barang di atasnya, tetapi juga bisa menjadi tempat kita makan. Kan ga sopan makan berdiri. Kalau ada bangku dan meja, jadi sopan deh.

Begitu pula terhadap kehidupan kita yang sebentar ini.

Semua pasti akan berbeda satu sama dengan yang lain. Tapi ini bukan berarti, ada satu pihak yang lebih baik daripada pihak lainnya. Sama halnya tentang meja dan bangku tadi, kita berbeda untuk saling melengkapi. Karena, pelangi tidak akan indah jika hanya ada satu warna.

Kamis, 23 Mei 2013

Dong!

Kita lulus sekolah, bareng.

Mendaftar SNMPTN, bareng.

Lulus SNMPTN, bareng.

Tes kesehatan, bareng.

Daftar ulang, bareng.

P2B, bareng.

Berarti, lulus kuliah mesti bareng juga, dong!

Rabu, 22 Mei 2013

Menemukan Penyebab Aku Bermimpi Aneh

Mungkin karena berasa capek banget, malam tadi pukul 20:00 WITA, aku sudah tidur. Jarang-jarang nih. Kemaren-kemaren, walau sama-sama merasakan lelah dan ngantuk, tapi tak bisa tidur secepat malam tadi.

Dalam tidur malam tadi, aku bermimpi. Mimpi yang dapat dikatakan mimpi aneh. Mimpi tentang aku ngamuk kepada siapa saja yang ada dihadapanku. Penyebabnya tak jelas di dalam mimpi itu. Tapi sepertinya, karena ada sesuatu yang terpendam lalu diluapkan dalam bentuk ngamuk ke orang lain.

Aku nulis ini pukul 5:48 WITA.

Kurang lebih, 48 menit yang lalu aku membuka akun twitter aku.

Dan aku menemukan penyebab kenapa malam tadi aku bermimpi aneh.

Jumat, 17 Mei 2013

Ke Desa Sungai Tandipah, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar

Kemaren, penuh dengan menguras otak. Dari persentasi yang abu-abu hingga dua mid-test yang mesti berjuang untuk menyelesaikannya.

Ya udah, lupakan!

Rencana ini sudah ada dua minggu yang lalu. Pertama kali ke Desa Sungai Tandipah Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar ini menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasinya..

3 Mei 2013
Karena dirasa melelahkan dikarenakan jarak yang jauh dan jalan menuju ke desa tersebut kurang memadahi, lalu kami berpikir, merenung, mempertimbangkan dan sebagainya. Akhirnya, kami memilih untuk menggunakan kelotok (perahu mesin khas Banjar) pada kunjungan yang kedua.

:D
Kunjungan ini bukan saja menghilangkan sejenak hiruk-pikuk kota Banjarmasin yang sudah kelewat hiruk-pikuk tetapi juga menyelesaikan tugas dari mata kuliah "Pembangunan Desa" yang mengharuskan mahasiswanya membentuk kelompok dan pergi ke suatu desa untuk melihat pembangunan yang ada di desa tersebut. Cari teman, bentuk kelompok, cari desa, berunding dan sepakatlah untuk menjadikan Desa Sungai Tandipah sebagai desa yang akan kami kunjungi.

Kalau kunjungan pertama hanya melihat suasana yang ada di desa tersebut dan tak berhasil bertemu dengan kepala desa atau disini sebutnya pembakal, dikunjugan kedua ini kami bertemu dengan beliau.

Disudut Desa. Dan saya suka foto ini.
Desa ini masih dekat dengan kota Banjarmasin. Kalau mengendarai sepeda motor, kurang lebih satu jam yang garis start-nya adalah Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Tapi, percaya atau tidak, pagi tadi, kami menggunakan kelotok dari pasar lama hanya memerlukan waktu 30 menit. Terbukti, solusi kemacetan di Banjarmasin bukan dengan cara membuat jalan baru tapi coba deh kembangkan lagi transportasi airnya. Kan Banjarmasin terkenal dengan kota seribu sungai, tetapi malah sering macet di daratan.

Oh ya, awalnya saya ingin ke desa tersebut sambil ke pasar terapung Lok Baintan. Karena desa yang kami ingin kami kunjungi ini dekat dengan pasar yang dibangga-banggakan itu. Tetapi ketika kami sampai ke sana, ternyata sudah mulai sepi.


Kesiangan sih...
Sesampainya di desa, kami lalu ke rumah pembakal. Sambil menunggu pembakal datang dari balai desa, kami disuguhi minuman oleh ibu pembakal (ya kan?). Walau, sebenarnya tak perlu. Tapi, ya sudahlah. Sesampainya beliau, kami langsung menyampaikan tujuan kami datang desa itu. Lalu, setelah diperbolehkan, kami kemudian mulai bertanya tentang desa tersebut. Yaa, bertanya-tanya tentang kondisi desa yang beliau pimpin dan pembangunan apa yang akan dan harus dilaksanakan di sana.

Selain mewawancarai pembakal, kami juga mewawancarai warga desa..
Pembuat Kelotok.
 Kami sepakat sebelum jumatan, kami sudah kembali ke Banjarmasin. Untuk itu, setelah dirasa sudah selesai wawancaranya, kami bergegas ke balai desa untuk kebutuhan foto.
 
Otw.
Dan ini...

Foto bersama pembakal dan sekdes
Secara keseluruhan, kunjungan ini bisa menghilangkan stress akibat mid-test kemaren.

Cuma ada satu yang membuat saya syok,

setelah lama tak tahu berapa berat badan saya,

dan ternyata.......

74 Kg.

 -___-

Senin, 13 Mei 2013

Ketika

Captain Jack live at Banjarmasin 11 mei 2013

Captain Jack - Kupu Kupu Baja



Captain Jack - Pengkhianat



Captain Jack - Tv Sampah



Captain Jack - Berbeda Adalah Pilihan



Captain Jack - Tak Ada yang Datang


Captain Jack - Hati Hitam


Captain Jack - Munafik

Minggu, 12 Mei 2013

[MAKALAH] Peristiwa Tragedi Jumat Kelabu di Banjarmasin



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Hampir 16 tahun sudah berlalu tragedi yang menghilangkan ratusan nyawa manusia di Banjarmasin, mungkin masih lekat di ingatan orang-orang banjarmasin saat itu bagaimana ganasnya kerusuhan dan kebrutalan massa yang entah datangnya darimana sampai menimbulkan ratusan korban jiwa.
Kerusuhan Banjarmasin Mei 1997 terjadi pada 23 Mei 1997 hari terakhir kampanye Pemilu untuk anggota legislatif tahun 1997. Di kota yang sangat islami, Banjarmasin, pendukung PPP merasa ditindas oleh partai penguasa Golkar. Setelah sholat Jumat, ribuan orang menyerang pendukung Golkar yang akan berkampanye.
Kekerasan berdarah ini membunuh beberapa pendukung kampanye Golkar, serta menyerang berbagai kepentingan usaha di Banjarmasin termasuk Kristen dan Tionghoa. Sebuah gereja HKBP yang terbuat dari kayu dibakar massa, yang letaknya sekitar 300 m dari masjid Noor, mengakibatkan sejumlah rumah pribumi di belakang gereja HKBP ikut terbakar, bangunan lainnya dirusak seperti gereja Katedral dan dua gereja Katolik, beberapa sekolah Katolik dan sebuah rumah panti jompo. Delapan pusat belanja, cabang Bank Lippo, toko-toko milik Tionghoa, serta tujuh gereja lainnya, sebuah vihara Budha, dua hotel, 21 mobil, 130 rumah, dan 4 gedung milik pemerintah hancur atau dibakar.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,  ada beberapa hal yang bisa diambil sebagai rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang terjadi pada tanggal 23 mei 1997 di Banjarmasin?
2.      Bagaimana kronologi kerusuhan yang terjadi di Banjarmasin?
3.      Kerugian apa saja yang di alami pasca kerusahan yang terjadi di Banjarmasin?
4.      Berapa jumlah korban dari kerusuhan yang terjadi di Banjarmasin?
                   
1.3  Tujuan Penulisan 
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Mahasiswa/i dapat mengetahui peristiwa apa yang terjadi pada tanggal 23 mei 1997 di Banjarmasin.
2.      Mahasiswa/i dapat mengetahui kronologi kejadian kerusahan yang terjadi di Banjarmasin.
3.      Mahasiswa/i dapat mengetahui kerugian yang dialami pasca kerusuhan yang terjadi di Banjarmasin.
4.      Mahasiswa/i dapat mengetahui jumlah korban dari kerusuhan yang terjadi di Banjarmasin.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kerusuhan Banjarmasin
Kerusuhan Banjarmasin terjadi pada tanggal 23 Mei 1997, Banjarmasin dilanda kerusuhan massal, menyusuli kampanye Golkar pada hari terakhir putaran kampanye PPP menjelang pemilu 1997. Dilihat dari skala kerusuhan dan jumlah korban serta kerugiannya, peristiwa yang kemudian disebut sebagai Jumat Membara atau Jumat Kelabu itu termasuk salah satu yang terbesar dalam sejarah Orde Baru. Namun, akibat ketertutupan pemerintah, tidak ada laporan yang akurasinya bisa dipercaya penuh mengenai apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan pada waktu itu. Dibandingkan dengan skalanya, berita-berita pers sangat terbatas dan tidak sebanding.
Tanggal 23 Mei 1997 jatuh pada hari Jumat. Pada hari itu berlangsung putaran terakhir masa kampanye Pemilu 1997, yang secara kebetulan merupakan hari kampanye Golkar. Menurut rencana semula, setengah hari kampanye diawali dengan kampanye simpatik berupa pendekatan kepada kalangan bawah dengan target operasi buruh, pengojek, dan tukang becak. Kemudian, setengah hari berikutnya, usai ibadah Jumat, kampanye akan dilanjutkan dengan panggung hiburan rakyat di lapangan Kamboja. Pada acara tersebut akan hadir Menteri Sekretaris Kabinet (Mensekkab) Saadilah Mursjid, Ketua MUI KH Hasan Basri, dan artis-artis ibu kota. Rencana itu tidak pernah terwujud, karena yang terjadi kemudian adalah malapetaka berupa kerusuhan massal.
Hingga tengah hari, semua kegiatan di tengah kota Banjarmasin berjalan normal. Begitu pula di kompleks pertokoan Plaza Mitra, yang kemudian menjadi pusat kerusuhan. Pengunjung dan pembeli ramai seperti biasanya, para pegawai kompleks pertokoan berlantai empat itu pun bekerja sebagaimana hari-hari sebelumnya. Di lantai satu kompleks pertokoan yang terletak di tepi sungai Martapura ini terdapat perkantoran, antara lain kantor Bank Bumi Daya (BBD). Lantai 2 digunakan sebagai tempat penjualan pakaian, sementara di lantai 3 terdapat supermarket Hero, TB Gramedia, restoran CFC, dan bioskop. Di lantai 4 terdapat diskotik, kedai kopi, dan tempat hiburan, termasuk biliar dan sejenisnya.
                      
2.2  Kronologi Kejadian Kerusuhan di Banjarmasin
Di mulai sekitar pukul 9.00 WITA, kegiatan kampanye sudah semarak, warna kuning ada di mana-mana. Golkar membagi-bagikan sapu tangan bergambar beringin dan bekal nasi bungkus, masing-masing berjumlah 10 ribu buah. Sasaran kampanye ini ialah para buruh, tukang becak, tukang ojek. Pada sekitar pukul 11.00 kampanye membagi-bagi nasi bungkus dan sapu tangan usai dengan tenang.
Pada sekitar pukul 12.00 WITA atau tengah hari, umat Islam menjalankan ibadah salat Jumat. Sewaktu ibadah berlangsung, sebagian massa kampanye Golkar, yang umumnya terdiri dari anak-anak muda dan remaja, masih berkampanye. Mereka berputar-putar keliling kota dengan menaiki sepeda motor. Banyak di antara sepeda motor itu knalpotnya dicopoti, dan suara raungan mesin motor dirasakan sangat mengusik ketenangan mereka yang sedang bersembahyang. Puncaknya, ketika arak-arakan sepeda motor tersebut melewati Masjid Noor di Jalan Pangeran Samudera. Masjid ini terletak di daerah basis PPP. Menurut sumber dari Tim Lembaga Bantuan Hukum Nusantara (LBHN) cabang Banjarmasin yang melakukan investigasi ke lapangan, ketika massa yang akan berkampanye itu melintas, jamaah salat Jum'at yang luber sampai ke jalan itu masih sedang berdoa. Sebenarnya Polantas sudah berusaha menghadang massa Beringin. Namun Satgas Golkar bersikeras untuk melewati jalan itu. Alasan mereka, salat Jumatnya tinggal membaca doa. Kemarahan jamaah dengan cepat menyebar seusai sembahyang Jumat dan sampai ke telinga penduduk di berbagai sudut Banjarmasin lainnya.
Usai salat Jumat, terjadilah kerusuhan di depan kantor DPD Golkar Kalsel. Kabar itu segera tersiar dan massa berdatangan tanpa bisa dibendung. Mereka akhirnya bentrok dengan Satgas Golkar, yang rata-rata berasal dari organisasi Pemuda Pancasila dan FKPPI. Karena massa terlalu banyak, Satgas Golkar terpaksa mencari jalan selamat. Tapi akibatnya, ada enam mobil peserta kampanye Golkar yang dibakar.
Di depan kantor Banjarmasin Post, dari arah timur ribuan massa menyerbu dengan membawa senjata aneka macam. Mereka berlari-lari ke arah lapangan Kamboja, tempat kampanye Golkar akan dilangsungkan. Di sepanjang jalan, semua bendera, spanduk, umbul-umbul Golkar diturunkan dan dibakari. Di sana, mereka bergabung dengan massa penyerbu yang mula-mula muncul di pinggir lapangan. Panggung kampanye pun diserbu dan dirobohkan. Kaum penyerbu bertarung dengan dua puluh ribu massal Golkar yang sedang berkumpul di sana. Para petugas keamanan tidak mampu mengendalikan pertarungan dengan kekerasan tersebut. Sebuah rumah ibadah (Gereja HKBP) yang terletak di dekat kantor Banjarmasin Post mulai terbakar. Mobil pemadam kebakaran yang berusaha mencegah menjalarnya api ke gedung Banjarmasin Post terpaksa pergi karena petugasnya dikalungi clurit oleh massa. Namun api tidak jadi melalap kantor Banjarmasin Post.
Sebagian massa menyerbu Hotel Istana Barito. Di sana, mereka berhadapan dengan ribuan massa Golkar yang berkumpul di depan hotel, sedang bersiap-siap untuk kampanye sore itu. Dari arah barat, tiba-tiba muncul ribuan massa lain, sebagian mengenakan kaos hijau dan atribut PPP. Dengan senjata tajam dan apa saja, mereka menyerbu massa di depan hotel. Mobil-mobil yang kebetulan ada di sana hancur luluh lantak, kaca-kaca hotel pecah dilempari batu.
Mulai pukul 15.00 WITA, listrik padam, menambah suasana mencekam. Kerusuhan meningkat. Sebagian besar tamu Hotel Istana Barito masih berada di dalam kamar mereka dalam kegelapan. Tiba-tiba satpam hotel menggedori pintu-pintu kamar dan berteriak, kebakaran!, para tamu pun berhamburan ke luar, menyelamatkan diri masing-masing. Dengan cepat, kerusuhan menjalar ke mana-mana. Massa terus melakukan pengrusakan, sambil meneriakkan yel-yel PPP. Beberapa orang mengenakan atribut PDI. Suasana semakin kalut. Massa merusak dan membakar mobil-mobil pribadi yang ditemui di jalan raya mana saja dan menjarah isinya. Sebuha mobil meledak, setelah dibakar di jalanan. Di depan Plaza Mitra, beberapa mobil segera bergelimpangan, sebagian terbakar. Seorang wanita naik sepeda motor dengan hanya mengenakan BH di bagian atas, karena kaos Golkarnya dirampas massa. Di jalanan, batu-batu berserakan, pecahan kaca bertebaran di mana-mana.
Di jalanan, fasilitas umum dihancurkan. Massa juga merusak dan melempari ruko-ruko yang berderet di sepanjang Jalan HM Hasanuddin sampai Jalan A.Yani, di kawasan Sudimampir, Jalan MT Haryono, dan Jalan Pangeran Samudera.
Di dalam kompleks Plaza Mitra, dengan persetujuan dari manajemen di Jakarta, pimpinan TB Gramedia memutuskan untuk menutup toko dan karyawan diminta segera meninggalkan lokasi kerja. Semua pulang, dengan catatan tidak memakai atribut PPP mana pun. Di depan Plaza Mitra, petugas mulai menutup jalanan dan membuat pagar betis untuk melindungi kompleks pertokoan itu. Tetapi, ribuan massa tidak terbendung. Mereka merangsek ke depan, memecah pagar betis petugas, memcahkan kaca-kacaetalase, masuk ke dalam gedung, dan menjarah apa saja yang bisa diambil. Gas air mata yang disemprotkan petugas tidak mampu menahan mereka.
Hingga saat itu, Plaza Mitra baru dirusak, tetapi belum terbakar. Kemudian, sebuah sedan putih didorong dan ditabrakkan ke kaca etalase Toys Kids di lantai dasar, sebelum akhirnya mobil itu dibakar. Api segera menyebar ke seluruh gedung. Setelah Plaza Mitra terbakar, gedung-gedung lain segera menyusul. Malam itu, seluruh empat lantai gedung Plaza Mitra musnah terbakar. Sementara itu, kerusuhan tidak hanya menjangkau kawasan petokoan. Wilayah pemukiman penduduk pun mulai terkena. Kampung Kertak Baru Ulu, khususnya RT 10 yang dihuni 30 KK mulai dilalap api sejak pukul 16.35 WITA. Kawasan pemukiman ini berlokasi di belakang Jalan Pangeran Samudera. Api mula-mula berasal dari kelenteng (rumah ibadah) Cina, yang segera menjalar ke rumah-rumah yang terletak di belakangnya. Api bahkan menjaalr ke asrama POM ABRI yang hanya terpisah oleh sungai selebar 3 meter dari Kertak Baru Ulu.
Sementara di tempat lain yakni di Jalan Veteran dan Jalan Lambung Mangkurat, pada waktu yang sama, sebanyak enam gereja dan satu tempat ibadat Konghucu (Klenteng) ikut dihancurkan. Rumah-rumah WNI keturunan Cina juga ikut dilempari batu. Bahkan ada keluarga yang akan menyelamatkan diri, setelah mobil penjemput datang, mobil tersebut dihancurkan kacanya. Terpaksa pemiliknya lari menjauh dari situ.
Juga ikut "digasak" massa adalah rumah bos klub sepakbola Barito Putra yang juga calon legislatif dari Golkar. Rumah itu disatroni massa dan dirusak. Kompleks Pamen ABRI pun ikut rusak -- barangkali karena penghuninya banyak yang menjadi calon legislatif Golkar.
Sekitar pukul 17.00 WITA, massa bergerak kembali ke arah DPD I Golkar. Tapi tidak langsung ke sana. Mereka mampir kembali di Jujung Buih Plaza. Genset Jujung Buih Plaza dibakar dan gedung 8 lantai tersebut akhirnya terbakar. Di sebuah hotel di gedung itu, Hotel Kalimantan, banyak artis yang mengikuti kampanye menginap, termasuk jurkamnya. Di hotel tersebut juga menginap Ketua Umum MUI Pusat KH Hasan Basri yang ikut rombongan kampanye. Disitu juga ada Gubernur Kalimantan Selatan dan Muspida. Tapi akhirnya mereka dapat diselamatkan. Namun tidak diketahui apakah di sana juga jatuh korban. Yang jelas, saat dilakukan penyelamatan banyak yang jatuh pingsan. Gubernur Kalsel Gusti Hasan Aman sendiri merasa sangat kaget dan seolah tidak percaya melihat ulah massa yang begitu brutal.
Karena massa terus mengamuk, pemadaman pun tidak berlanjut. Yang menyiram air kemudian lari dari kepungan massa. Banyak tabung gas meledak. Setelah disiram air, kemudian ditinggal lari menghindari amukan massa. Sejumlah sepeda motor tidak dapat diselamatkan dan ikut dilalap si jago merah.
Mulai sekitar pukul 18.00 WITA, bagian belakang gedung Anjung Surung mulai mengepulkan asap. Api membakar habis apotik Kasio yang terletak di belakang gedung ini. Barisan Pemadam Kebakaran tidak berdaya, karena massa mencegah dan mengancam mereka supaya tidak memadamkan api.
Namun secara ajaib, ketika seluruh api menelan gedung-gedung di sekitarnya, gedung Anjung Surung selamat. Petugas UGD RS Islam menyebutkan, hingga pukul 17.30 WITA, rumah sakit tersebut merawat 12 orang korban. Delapan di antaranya menderita luka bacok, empat sisanya akibat kecelakaan lalu lintas. Sementara RS Ulin menyebutkan, sedikitnya mereka merawat 20 orang pasien, termasuk Didik Triomarsidi, juru foto Banjarmasin Post. Didik dianiaya massa ketika meliput penghancuran gedung markas DPD Golkar.
Saat itu, orang-orang dari berbagai kampung pun mulai gelisah dan mulai melakukan pengamanan masing-masing. Mereka semua keluar rumah, menjaga sePtiap gang dan jalan-jalan masuk. Lengkap dengan senjata tajam, berupa mandau, samurai, dan clurit. Penjagaan dilakukan semalam suntuk, karena mereka mendengar isu yang mengatakan bahwa Golkar akan mengadakan serangan balasan.
Pukul 20.30 WITA, massa beramai-ramai ke arah Mitra Plaza, yang merupakan pusat pertokoan terbesar di Banjarmasin. Letaknya di Jalan Pangeran Antasari. Di gedung berlantai empat ini banyak terdapat toko-toko elektronik, komputer, diskotik, ruang pertemuan, show-room mobil mewah, toko buku Gramedia, KFC, Bioskop 21, dan sarana hiburan anak-anak. Massa berhasil masuk dengan menorobos blokade keamanan. Isi gedung dijarah dan dibawa lari. Gedung itu sendiri telah terbakar sekitar pukul 20.00 WITA, dan api menyala sampai pukul 09.00 WITA keesokan harinya.
Massa terus mengamuk dan mengobrak-abrik isi gedung. Pada saat itu tersiar kabar bahwa pasukan keamanan diperbolehkan untuk menangkap dan menembak di tempat. Tapi pasukan keamanan tidak melakukan apa-apa. Akhirnya, massa yang lengkap dengan berbagai senjata tajam itu terus mengamuk. Pukul 22.00 WITA, 1000 orang pasukan bantuan datang dengan tiga pesawat hercules. Menurut laporan LBHN Banjarmasin itu, tidak diketahui dari mana mereka didatangkan. Pasukan kemudian bergerak mendekati Gedung Mitra Plaza. Mereka menghalau massa yang masih ada di gedung itu. Senjata menyalak. Namun pihak LBHN Banjarmasin tidak memperoleh informasi berapa korban yang jatuh di sana.
Pada malam harinya, jumlah gerombolan massa menyusut. Listrik masih padam dan seluruh kota dalam keadaan tetap gelap gulita, hanya diterangi kobaran api di mana-mana. Beberapa tempat diblokade petugas keamanan, namun gerombolan massa masih berkerumun di beberapa tempat. Mereka memasuki kawasan pemukiman, menyerang dengan clurit, mandau, samurai, dan berbagai senjata lain. Beberapa rumah, kantor dan warung yang berdekatan dengan Banjarmasin Post masih menyala terbakar. Benar-benar mirip lautan api. Laporan awal menyebut, secara keseluruhan ratusan rumah dan toko hancur, sebuah gereja Katolik, sebuah bank, dan sebuah hotel ikut hancur. Sekitar 80 orang diberitakan luka-luka dan 50 orang ditahan.
Kemudian, sekitar pukul 23.00 WITA, massa menuju ke arah luar kota. Sasarannya adalah rumah-rumah calon legislatif Golkar. Karena terbetik kabar massa membawa formulir berisi Daftar Calon Tetap (DCT) Golkar. Ada empat rumah yang dibakar walau belum jelas apakah itu rumah caleg Golkar atau bukan. Juga menjadi sasaran adalah toko-toko Cina sepanjangan jalan, ikut dihancurkan dengan lemparan batu. Hampir semua toko di sepanjang Jalan A. Yani rusak berat dan api membumbung tinggi. Saat itu pasukan pun tidak lagi diam. Mereka mulai mengejar-ngejar massa.
Yang sangat tragis, sekitar pukul 24.00 WITA, seorang warga yang keluar rumah untuk melihat keadaan kelihatan tergeletak tertembak peluru. Meski begitu, masih menurut laporan Tim LBHN Banjarmasin, suasana di jalan-jalan masih ramai. Banyak orang yang sudah terlanjur keluar sulit pulang lagi ke rumahnya masing-masing. Karena jalan-jalan sudah diblokir oleh orang-orang kampung. Yang bukan warganya tidak diperbolehkan masuk dan melewati jalan tersebut.
Namun sekitar pukul 01.00 WITA dini hari (Sabtu, 24 Mei), massa bergerak ke luar kota. Karena semua jalan sudah diblokir oleh pihak keamanan. Suasana semakin tegang. Khususnya di pusat kota, semua listrik padam dan baru menyala pukul 09.30 pagi.
Kemudian pasukan keamanan, sekitar pukul 03.00 WITA, mengobrak-abrik Kampung Kelayan. Kampung ini merupakan kampung terpadat dan dikenal banyak preman. Ada 195 orang yang diamankan di kantor Polresta. Kondisi mereka babak belur dan hampir semua menjadi sulit untuk dikenali wajahnya. Sekitar pukul 04.00 WITA, masyarakat perumahan Beruntung Jaya yang semalam suntuk berjaga terus karena ada isu akan diserang, bertahan masuk ke rumah, saat ada suara pasukan datang. Tak jelas berapa orang ditahan dari sana. Pukul 06.00 WITA, aparat keamanan, lebih kurang 5 truk, datang ke kampung Teluk Tiram. Di kampung itu, mereka memburu massa yang diperkirakan ada di kampung tersebut. Mereka dengan senjata lengkap di tangan berjaga-jaga terus di jalan-jalan utama. Setiap orang lewat yang kelihatan mencurigakan digeledah. Bahkan, yang terlihat menggunakan pakaian agak kumuh langsung dihentikan.
Hingga keesokan harinya, sabtu pagi, api masih menyala di kompleks Mitra Plaza. Seluruh lantai gedung tersebut masih belum bisa dimasuki. Tetapi bau sangit dan busuk menyengat hingga ke luar ruangan. Regu penyelamat belum bisa bertindak apa-apa karena gedung masih diselimuti api dan asap. Evakuasi baru bisa dilakukan sore hari ketika sebagian api sudah padam. Kapolda Kalsel memberikan laporan kepada Kapolri mengenai kemungkinan terdapatnya sejumlah mayat yang terbakar hangus di dalam kompleks pertokoan. Para pejabat dari Jakarta yang sedianya berkampanye, diterbangkan kembali dari Banjarmasin. Mereka termasuk Mensekkab Saadilah Mursyid dan KH Hasan Basri. Pangdan Tanjungpura Mayjen Namoeri Anoem mengumumkan berlakunya jalan malam di Banjarmasin, mulai pukul 8 malam hingga 5 pagi, selama lima hari massa cooling off kampanye, 24-29 Mei 1997.
2.3 Kerugian yang Dialami
Dari kerugian material, ratusan rumah, toko, gedung, dan bangunan lain, hancur luluh lantak. Yang hancur lebur termasuk gedung PLN Cabang Banjarmasin, Kantor Kanwil Depsos Kalsel, Kantor PDAM Banjarmasin, Kantor Pegadaian Banjarmasin, BDN, BRI, Bank Lippo, Bank Danamon, Bank Utama, BDNI, enam restoran, dua bioskop, tiga hotel (Hotel Kalimantan, Hotel Banjarmasin, Hotel Barito Palace). Selain Mitra Plaza, pusat-pusat pertokoan lain yang dihancurkan serta dijarah ialah Plaza Junjung Buih, Siolatama, Toserba Barata, Plaza Arjuna, Edwin Haouse, Toserba Lima Cahay, dan pusat perbelanjaan Sudimampir. Untuk data selanjutnya, lihat grafis.

Material
Kondisi
Gereja Pantekosta di Jl.Veteran
Rusak
Gereja Kuning di Jl.Veteran
Hancur
Gereja Eben Etser di Jl. S. Parman
Hancur
Gereja GKKA di Jl. Veteran
Hancur
Gereja HKBP di Jalan P. Samudera
ludes terbakar
Tempekong di Jl. Veteran
Hancur
Gedung Junjung Buih Plaza; Hotel Kalimantan, Pertokoan, Bank Lippo
dirusak dan dibakar
Departemen Store Lima Cahaya
dibakar habis
Swalayan Sari Kaya
dibakar habis
Banjarmasin Teater
dibakar habis
Swalayan Siaolatama
Hancur
Mitra Plaza
dibakar habis
Apotik Casio
Hancur
Arjuna Plaza
Hancur
Kantor DPD I Golkar Kalsel
Dibakar
Kantor Depdikbud di Jl. S. Parman
Dirusak
Kantor Depkes
Dirusak
Restoran Fajar
Hancur
Gedung PLN
Terbakar
Perusahaan Daerah Air Minum
Terbakar
Kantor Pegadaian
Terbakar
Bank Dagang Negara, BRI, Bank Danamon, Bank Utama
Terbakar
Rumah Bos Barito Putra Galatama
Rusak
Rumah-rumah Cina
Rusak
Rumah penduduk belakang Gereja HKBP
dibakar habis
Rumah penduduk di sepanjang jalan Bumi Mas
Rusak
Rumah seorang pendeta
Digeledah, dirusak
Sebuah panti Jompo
Dibakar
SMA Katolik
rusak berantakan
SD,SLTP, SMU di Jl.S Parman
Terbakar
Lebih kurang enam mobil di depan kantor DPD I Golkar
hangus terbakar
Dua mobil kijang
Dibakar
Satu Ambulan
Rusak
Satu mobil Toyota Hard Top
Rusak
Dua sepeda motor
Rusak


2.4  Korban Kerusuhan di Banjarmasin
Ratusan penduduk tewas dan luka parah, belum termasuk yang luka-luka ringan. Jumlah korban jiwa 142 orang. Jumlah angka korban ini bervariasi dan tidak sama. Pengumuman pertama mengenai jumlah tumpukan korban itu, dalam laporan Letkol (Pol) Friedy Tjiptoadi, Kapolres Banjarmasin, kepada Kol. (Pol) Sanimbar Kapolda Kalimantan Selatan, menyebut angka 60 orang. Sehari kemudian, angka itu menjadi 133 orang. Pangdam Mayjen Namoeri Anoem menyatakan, 187 orang ditahan sehubungan dengan kerusuhaan Jumat Membara. Polisi mengumumkan, 118 orang dibawa ke rumah sakit, banyak di antaranya dalam kondisi luka parah. Brigjen (Pol) Nurfaizi, Kadispen Polri, menyatakan, data terakhir menunjukkah 142 orang tewas, dengan rincian 140 tewas terbakar di Plaza Mitra, dan dua orang tewas di pusat perbelanjaan Lima Cahaya. Masih dalam pengumuman resmi ini, 118 orang luka-luka, ditambah 5 anggota ABRI. Tim Pencari Fakta YLBHI mencatat 123 korban tewas, 118 luka-luka, dan 179 orang hilang. Menurut Komnas HAM, laporan mengenai angka yang hilang sebanyak 199 orang, tetapi kemudian dua orang sudah kembali, sehingga jumlah orang hilang sebanyak 197. Jika angka orang hilang ini dianggap sebagai tewas (yang sangat besar kemungkinannya), maka perkiraan korban tewas antara 302 hingga 320 orang. Korban tewas di Plaza Mitra dikunjungi tim pencari fakta Komnas HAM pada 31 Mei 1997. Dua jam kemudian, 120 di antaranya dikuburkan secara massal dengan tata cara Islam di kompleks pemakaman Landasan Ulin Tengah, kecamatan Landasan Ulin, Kota Administratif (sekarang kota otonom) Banjarbaru, yang terletak 22 kilometer sebelah tenggara Banjarmasin. Tiga korban lain sudah diambil keluarga mereka dan dikuburkan tersendiri. Komnas HAM melaporkan, tidak ada bukti telah digunakannya peluru tajam yang menyebabkan tewasnya korban kerusuhan. Dalam laporannya, Komnas HAM juga menyatakan, dalam memadamkan kerusuhan, aparat keamanan tidak menggunakan alat-alat yang mematikan, tetapi menggunakan letusan peringatan, granat asap dan gas air mata.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Peristiwa jumat kelabu yang terjadi di Banjarmasin pada tanggal 23 mei 1997 silam adalah peristiwa yang tidak akan dilupakan oleh warga Banjarmasin. Peristiwa ini selain mengakibatkan banyak korban yang berjatuhan dan bangunan-bangunan yang diamuk masa, juga membuat sebagian besar  masyarakat Banjarmasin trauma terhadap peristiwa serupa. Akan tetapi, di sisi lain, ada sebuah pertanyaan besar yang mungkin sampai saat ini tidak dibisa dijawab, siapa dalang dari peristiwa jumat kelabu tersebut? Dan kenapa tidak pernah ada seorang pun yang terjerat hukum akibat dari peristiwa tersebut?

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerusuhan_Banjarmasin diakses pada tanggal 7april 2013.
http://wrong-dimension.blogspot.com/2011/05/mengenang-tragedi-jumat-kelabu-23-mei.html diakses pada tanggal 7 april 2013