Minggu, 19 April 2015

Aku Ingin.. Setidaknya, Ini yang Terakhir

Cukup lama tak membuka blog. Alah, sok sibuk. Padahal, paket internet yang sering dipake makin mahal. Ini mah cuma disempat-sempatin aja posting.

Malam tadi, kepikiran dan akhirnya sekarang di depan komputer dan mengetik apa yang dipikirin malam tadi.

Apa yoo.. Bingung memulainya..

Ah, gini deh.

5 tahun lalu, lupa tanggal pastinya, yang aku ingat bulan april. Kayanya, akhir bulan. Ada sebuah acara yang kita ikutin. Itu.. acara bimbingan belajar.. Itu.. yang di gedung serba guna Unlam.. Kalau mau diingetin sih, pasti panjang paragraf ini. Pokoknya acara itu.

Dimulai dari situ, terus kita daftar ikut bimbel. Aku masih ada tuh kuitansinya. Emang sih ya, mestinya sudah ditiadakan. Entahlah, mungkin nanti dibumihanguskan. Mungkin.

Sampai sini, aku bingung lagi melanjutnya bagaimana..

Serius, ini aku bingung. Mesti melanjutkan postingan ini atau ga.

Gimana sih, mau posting aja bingung.

Dan malah diomongin di sini.

-___-

 Ah sudahlah. Langsung ke inti dari kenapa malam tadi pengen bikin postingan ini.

Biarin deh, yang membaca postingan ini menganggap postingan ini ancur-ancuran.

 Daripada dipendam. Daripada rugi sudah beli pulsa buat bisa posting ini.

Aku ingin, kita lulus kuliah bareng. Dilematik, sebenarnya. Aku pribadi, ingin bulan depan lulus. Aku ga ingin september. Di sisi lain, aku menyadari, mungkin teman seangkatanku yang bisa lulus bulan depan ini hanya sebagian kecil saja. Bayangan aku, mungkin kurang dari 10 orang yag bisa lulus di bulan mei. Dan aku juga memahami kalau kamu juga menginginkan lulus di september karena kebanyakan teman-temanmu agak susah di mei.

Tapi gimana dong. Aku ingin kita lulus dalam hari yang sama. Setidaknya, ini yang terakhir. Selanjutnya, bismillah.. Aku berusaha biar bisa melupakan yang sudah-sudah. Dengan cara bekerja dan dengan cara menemukan perempuan lain yang bisa membuka gembok ini. Sulit juga sih, gemboknya sudah karatan. Kuncinya entah di mana. Tapi aku masih yakin, pasti ada yang bisa membuka.

Jika keinginan aku ini ga tercapai, jika aku dapat lulus di mei dan kamu menunda hingga september, aku berharap, kita ga bertemu di hari itu. Aku ga mau ketemu kamu di wisudaku. Meskipun, misalnya, seandainya, kamu datang ke gedung sultan suriansyah karena menemui temanmu yang lain, aku berharap tak melihatmu. Ga perlu diperjelas, apa alasannya.

Beda cerita kalau bisa bareng.