Jumat, 15 Juni 2018

Ternyata, Belum Hari Ini

Setelah sebulan di bulan Ramadhan, hari ini bertemu 1 syawal lagi. Yap, seperti biasa lah. Sudah umum. Pertanyaan itu muncul lagi.

Tapi ada satu pertanyaan yang cukup mengelitik, selain soal kapan nikah, "gagal nikah ?" oleh salah seorang tetuha di keluarga saya.

Di bayangan saya pada tahun kemarin, 1 syawal di hari ini, seminimal mungkin, ada dua tempat yang akan dikunjungi. Mungkin statusnya belum resmi, tapi menuju resmi.

Ternyata, belum hari ini.

Kamis, 07 Juni 2018

#abislebarangantiprofesi

Tiga hari menjelang libur panjang lebaran, berkas mikro masih menumpuk. Semuanya menginginkan agar disegerakan. Kalau saya mampu, saya pun tidak mau ada tumpukan berkas. Saya pun ingin segera selesai tanpa ada yang tersisa. Tapi, saya ada keterbatasan. Sama dengan orang lain.

Jika saya memikirkan demi omzet, tentu gampang sekali. Semua pengajuan saya approve tanpa melalui tahapan yang cukup melelahkan, survey. Semua berkas yang masuk, seketika bisa langsung kembali ke outlet untuk bisa dilakukan pencairan kredit. Apapun dan bagaimana pun karakter nasabahnya, langsung diapprove. Kredit akan bermasalah? Tinggal klaim.

Tapi, saya bukan seperti itu.

Semenjak dulu, pertama kali menyalurkan kredit mikro di atas gunung, selalu ada unsur waspada. Penyaluran pertama di atas gunung dengan nasabah bukan pegawai internal, diawali ketika saya di sana.

Kini saya berada di kota. Yang luas. Yang beragam. Yang macam-macam. Yang random. Yang jelas berbeda dengan di atas gunung. Unsur waspada seharusnya semakin meningkat karena itu semua. Ditambah lagi, saya merasa ada tanggung jawab yang lebih dibandingkan dengan pada saat di atas gunung. Semua outlet yang di kota ini menjadi tanggung jawab saya. Cangkupannya lebih banyak. Wajar, saya harus lebih waspada.

Beberapa ada pengajuan yang saya tolak. Di sisi lain, saya juga memperhatikan omzet outlet. Tapi, bagaimana pun, saya punya hak untuk setuju atau menolak. Beberapa yang lain, ada pengajuan yang saya kelamaan tidak ditindaklanjuti, akibatnya nasabahnya menarik berkasnya. Ini yang namanya adanya keterbatasan saya sebagai manusia.

Semisal, selama sebulan ke belakang, pengajuan pembelian motor baru meningkat. Keterbatasan saya adalah, waktu. Saya mau semua pengajuan itu diproseskan. Tapi, tidak bisa semua dikerjakan. Jika dibilang, banyak hari libur, saya sudah berusaha agar disaat hari libur pun saya kerjakan. Semampunya saya kerjakan. Tapi, rasa lelah itu ada. Wajar.

Pembelian motor bukan sekedar pembelian. Tapi, semua proses harus saya kerjakan sendirian. Survey, scooring, hingga pembayaran ke dealer, saya. Ini bentuk keluhan? Iya, saya mengeluh. Tidak profesional? Mungkin.

Besok, sisa dua hari lagi sebelum libur panjang lebaran. Berkas-berkas itu masih banyak. Dan saya tidak sanggup. Berharap agar ada mutasi dan profesi saya berubah setelah libur lebaran nanti.