Sabtu, 29 Februari 2020

Tahun Kabisat, 4 Tahun Sekali yang Selamanya

Sabtu dinihari, memasuki tanggal 29 februari 2020.

Tanggal yang hanya terjadi empat tahun sekali. Sebelum mengetik ini, sempat membaca sejarahnya, walau pada akhirnya, halaman itu cuma tercatat di riwayat web yang pernah dikunjungi di browser bawaan handphone ini. Tidak terekam dengan baik dalam ingatan. Yang terekam baik tentang tanggal ini, hanyalah Dea Imut ulang tahun. Selamat ulang tahun!

"ngapain yang?"

"enggak.."

"tumben belum tidur"

"tadi siang ke janji Jiwa, minum kopi pandan, dan jadi enggak ngantuk"

Dari layar handphone, ada obrolan terjadi. Seperti biasa. Menjadi hal biasa. Videocall hingga larut malam, hingga terlelap.

Enggak sih.. Aku mau mengabadikan tanggal ini karena tidak berulang di setiap tahunnya.

Sebanding dengan momen yang insya Allah akan terjadi, 20 hari lagi.

Tidak berulang. Tidak terulang. Sekali. Hari itu. Bukan di hari lain. Bukan di tahun lain. Dan untuk dijalani selamanya.

Satu fase kehidupan akan dilewati lagi.

Menikah.

Satu langkah yang sangat besar. Tidak sebanding dengan langkah pertama masuk sekolah. Langkah pertama menuju hari pertama kuliah. Atau juga, langkah pertama di hari pertama OJT bekerja. Beda jauh.

Setelah 16 tahun, dicengkoki beragam ilmu pengetahuan di berbagai bentuk kursi dan ruangan. 4 tahun berkelana, pergi dari rumah, jauh dari rumah, ke tempat yang di dalam pikiran untuk ke sana saja, tidak. Gunung Mas dan Palangka Raya. Dua kota yang berasa sangat jauh untuk orang yang ke kampusnya saja hanya berjalan kaki dan bersepeda.

Di 26 tahun ini. Dengan problematika yang sudah terjadi. Drama-drama kehidupan segala macam. Paling tinggi, paling down. Ku rasa, sudah cukup.

Ku perlu ada rasa keberanian ini. Memulai untuk selamanya. Mencoba untuk mampu meyakini, bahwa ya ini waktunya.

Pertemuan waktu itu, tidak mungkin sebuah kesalahan. Waktu tidak pernah salah. Kita saja yang tidak pernah mengambil sisi benarnya. Bertemu dengan orang lain, ku yakini tidak ada kesalahan. Semua sudah dirancang, sudah diatur, sudah terskema dengan baik oleh sang Maha Arsitek. Selalu ada jalannya ke yang seharusnya. 

Pada akhirnya, langkah besar ini sudah tertuju ke satu orang. Satu perempuan.

Pastilah tidak ada yang bisa menebak dan menjawab dengan yakin, kenapa, kenapa, kenapa. Karena jawaban yang pasti hanya "karena sudah waktunya".

Tahun kabisat 2020 adalah waktunya.

Bismillah, kita jalan bareng ya, Asri Eko Putri.