Senin, 18 Maret 2013

Tentang Kawasan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin yang Seperti Jalan Umum

Hmm, judulnya agak frontal yaa? Ya udah, akan saya jelaskan kenapa saya berani memberikan judul seperti di atas.

Hari ini, tanggal 18 maret 2013, pagi pukul 7:00 hingga 8:30, saya mencoba untuk menghitung jumlah kendaraan bermotor (baik motor ataupun mobil) yang masuk ke kawasan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dan membandingkannya dengan jumlah orang (karena yang masuk bukan hanya mahasiswa, tetapi juga pegawai kampus, dosen dan lain sebagainya. Jadi saya tidak berpatok pada jumlah mahasiswa yang masuk tapi orang-orang yang masuk ke kawasan Unlam) yang jalan kaki dan bersepeda.

Dari nol yaa..



Dan hasilnya?


Saya tidak bisa berkata, angka itu 100% benar, karena saya melakukannya sendirian. Jadi kemungkinan ada kekeliruan, pasti ada. Namun, angka itu dihasilkan tidak mengada-ngada. Jika kalian (pada pukul 7:00 hingga 8:30 ke kawasan Unlam hari ini) maka pasti akan melihat saya.

Mari kita terjemahkan angka-angka iitu..

Ada 176 mobil yang masuk ke kawasan Unlam. Kita tau, di kawasan Unlam ada berbagai falkutas, seperti FKIP, FISIP, FEKON, FH dan FT. Selain itu, ada juga Poliban di sana. Angka 176 itu menurut saya, sedikit. Karena saya hanya melakukan penghitungan satu setengah jam saja. Itupun, hanya di pagi hari. Jadi, pastilah jika saya menghitungnya hingga siang, akan semakin banyak lagi.

Lalu, ada 4179 motor yang masuk ke kawasan Unlam. Dari pengamatan saya, mungkin lebih dari 60% mengendarai motor sendiri. Tidak berboncengan, maksudnya. 4179 dalam waktu 5400 detik, berarti setiap sekitar 1,29 detik ada motor yang masuk ke kawasan Unlam. Oh ya, sekali lagi. Jumlah ini penghitungannya bukan cuma untuk mahasiswa, tapi penggendara motor secara keseluruhan. Tak jarang juga, saya perhatikan, motor yang mereka gunakan mengeluarkan asap knalpot yang lumayan menggangu. Umumnya, penggendara motor laki-laki.

Nah, kita coba bandingkan jumlah pejalan kaki dan pesepeda. Sengaja pada tabel di atas itu, saya pisah laki-laki dan perempuan. Tujuannya, agar kita tahu, kaum mana yang tidak sungkan berjalan kaki dan bersepeda ke kampus. Hasilnya, sesuai dugaan saya. Pejalan kaki lebih dominan kaum perempuan dengan jumlah 140 orang. Sangat jauh dengan jumlah laki-laki yang berjalan kaki ke kampus yang hanya 19 orang. Sedangkan yang bersepeda, lebih unggul laki-laki dengan selisih 7 orang. Laki-laki, 17 orang. Sedangkan perempuan, 10 orang. Untuk jumlah pejalan kaki dan pesepeda ini, saya yakin tidak akan bertambah banyak jumlahnya jika saya melakukan penghitungan hingga siang hari.

Ayo kita simpulkan..

Pertama, tentu penggendara motor dan mobil jauh lebih banyak dengan orang yang berjalan kaki dan bersepeda ke kampus Saya bisa menebak alasannya. "kediaman saya jauh, tidak mungkin berjalan kaki atau bersepeda", "saya punya mobil/motor, merugi jika tidak digunakan", "karena mengendarai kendaraan bermotor lebih efisien dalam segi waktu tempuh dari kediaman hingga ke kampus" dan lain sejenisnya.

Kedua, lebih banyak perempuan yang berjalan kaki daripada laki-laki.

Ketiga, (pada saat penghitungan itu) ternyata laki-laki lebih banyak yang bersepeda ke kampus dibandingkan perempuan. Walaupun, saya yakin, sebenarnya lebih banyak perempuan. Mungkin, kebanyakan dari mereka (pesepeda perempuan) masuk ke wilayah Unlam pada siang hari.

Keempat, hanya 186 orang yang bebas menghasilkan polusi, bebas penggunaan bahan bakar minyak dan lebih mencoba berhemat dibandingkan 4355 penggendara kendaraan bermotor.

Kelima, hanya 186 orang yang tidak akan mengeluh ketika, bahan bakar minyak (yang dalam hal ini adalah bensin) langka. Dan saya yakin, 4355 orang yang mengendarai kendaraan bermotor akan mengeluh ketika bensin sulit dicari ataupun stoknya menipis.

Angka-angka di atas, real. Bukan fiktif. Jikalau angkanya meleset, ya karena saya melakukan sendiri. Tapi walaupun meleset, tidak akan selisih banyak.

Memang, harus diakui, saya melakukan perhitungan itu hanya hari ini (18 maret 2013) itupun hanya pada pukul 7:00 hingga 8:30 dan ini hanyalah sebagian kecil dari jumlah yang sebenarnya. Mungkin saja, angka pengendara kendaraan bermotor yang masuk ke kawasan Unlam melebihi 5000 orang. Dan jumlah pejalan kaki dan pesepeda, paling banter yaa sekitaran 200 orang.

Dari data yang di atas saja, bolehkah saya memberikan kesimpulan kalau jalanan di kawasan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin seperti jalan umum?

3 komentar:

  1. selamat pagi blogger unlam :)
    hmm..tulisannya mengajak kita (paling tidak saya) berpikir....disaat banyak kampus2 lain menekan hiruk pikuk kendaraan bermotor di lingkungan kampusnya, di sini malah belum terpikirkan..(ya ga sih?)
    bersepeda atau berjalan kaki mmng jadi salah satu alternatif utama, tapi kalo ga didukung sama sarana dan prasarana yang mumpuni, yakin aja jumlah pejalan kaki dan sepeda ya segitu-segitu aja..berkurang malah bisa..
    eh di unlam ada gerakan "Bike to Campus" ga ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam. :))

      Saya sangat menyadari tentang sarana dan prasarana pendukung untuk pesepeda dan pejalan kaki di Unlam. Tapi apa boleh buat. Faktanya, memang, jumlah pesepeda dan pejalan kaki di Unlam sangat minim. Jadi, saya sangat kesulitan untuk (misalnya) meminta untuk dibikinkan parkir khusus sepeda. Contoh, di kampus saya, cuma ada 2 orang mahasiswa yang bersepeda ke kampus. Kalo saya mengajukan untuk dibikinkan parkir sepeda, pasti akan ditertawakan. :))

      Jujur, tulisan ini adalah bentuk ''protes'' saya kepada Unlam. Juga, kepada Kota Banjarmasin. Saya, mahasiswa biasa, mahasiswa ''kupu-kupu'', yang tidak ikut hima, yang tidak ikut organisasi di kampus, tapi sering merenung tentang Unlam. Tentang Banjarmasin, sekarang.

      Hmm, saya bikin akun twitter tentang bike to campus, @biketocampusBJM dan fanspage-nya Bike to Campus Banjarmasin.

      Btw, thanks. :)

      Hapus
  2. Salam kenal dari saya ujang, juga mahasiswa Unlam tapi di Banjarbaru..

    Saya terkesan dengan tulisan anda, saya pernah merasakan jalan kaki di kampus Unlam Banjarbaru ya yang menurut saya melelahkan dan juga bersepeda motor di kampus banjarbaru.

    saya merasakan juga sebagai mahasiswa Unlam Banjarbaru bagaimana tidak terawatanya fasilitas di Unlam Banjarbaru seperti gapura, trotoar hancur lepas dan jalan yang aspalnya bertambal. Belum lagi rumput ilalang yang banyak di beberapa tempat di sudut kampus yang bisa menimbulkan bahaya.

    saya berharap juga adanya perbaikan menyeluruh di fasilitas publik terutama jalan yang dipermulus.

    BalasHapus

Jika ada yang perlu dikomentari, komentarin aja. :)