Minggu, 16 Juni 2013

Sejenak menghilang


9 juni lalu, tepatnya pukul 23:00 WITA, terpikir kembali untuk sejenak menonaktifkan akun twitter. Menonaktifkan artinya tidak membuka twitter apalagi ngetweet. Dulu juga pernah mempunyai pikiran seperti ini dan sudah dilakukan. Meski Cuma seminggu, tapi sedikit banyak ada perubahan. Yang dulu itu tanggal 9 sampai 15 januari 2011. Alasannya? Ah, pasti kamu sudah tau. Iya, kamu.

Kembali ke masa sekarang. Alasan menonaktifkan pada saat ini berbeda dengan alasan yang dulu. Sekarang, karena aku merasa ada sebuah kesalahan jika membuka timeline. Kini, ada kamu. Hal yang tak pernah aku duga. Tahun lalu, sebenarnya aku sudah tidak mempunyai keinginan yang besar lagi untuk berharap kita bisa berteman kembali. Tapi ternyata sekarang seperti ini.

Bukannya tidak bersyukur, malah sangat bersyukur. Tapi, mungkin, akunya, yang belum siap. Belum siap kalau kita ternyata sudah berubah. Waktu satu tahun, belum cukup rupanya. Bagiku, ini terlalu cepat dari waktu aku sudah mulai mencoba untuk tidak mempunyai keinginan lagi. Atau ada faktor lain? Entahlah, yang pasti aku merasa belum saatnya kita seperti ini lagi.

Satu minggu ini aku gunakan untuk tidak menjadi stalker kamu. Iya, sepertinya bio kamu yang “hai stalker” itu ditujukan ke aku. Sebelum 9 juni, aku rajin membuka akun twitter kamu untuk melihat tweet-tweet kamu. Lucu ya, aku berani berkata ini, di sini. Aku memang tidak mempunyai ruang untuk mengatakan semua ini. Untuk itulah, aku membuat blog.

Satu minggu ini aku merasakan nikmatnya ketiduran. Sebelumnya, aku jarang sekali merasakan nikmatnya ketiduran itu. Kenapa nikmat? Karena, menurut aku, ketiduran itu cara tidur yang sebelum tidur, kita tak perlu memikirkan bagaimana cara untuk bisa tidur.. Sebelum 9 juni, aku sulit mendapatkan momen ketiduran. Alasannya mungkin terlalu cengeng, tapi benar, sebelum aku tidur, biasanya terlebih dahulu memikirkan kamu. “Kamu sudah tidur belum?” itu pertanyaan yang sering muncul. Tapi tentunya ada juga yang lain yang tak perlu aku jelaskan di sini. Oh ya, aku pernah ngetweet tentang ini. Dan kamu mention. Dan kamu benar.

Satu minggu ini aku berharap ada yang merindukan tweet-tweet aku. Dan sialnya, (sepertinya) tidak ada. Tak apa. Itu bukan tujuan utama kenapa aku menonaktifkan akun twitter-ku.

Selain yang di atas, aku juga menggunakan satu minggu ini untuk merenung dan berpikir, apa yang seharusnya aku lakukan. Dan aku belum menemukan jawabannya. Ingin sebenarnya untuk menonaktifkan akun twitter aku ini lebih lama lagi, tapi aku tak sanggup. Ternyata, rindu mengalahkan segalanya. Jujur, selama satu minggu ini aku merindukan momen kita berbalas tweet. Boleh kan?

Ini paragraf terakhir. Aku hanya ingin kamu tau, aku masih berharap tentang tanggal 25 juni nanti. Aku sudah mempersiapkan ini sejak sebulan yang lalu. Setidaknya untuk membalas traktiran pancake. Tapi kalau memang tidak bisa, apa boleh buat. Mungkin, dilain waktu, bisa. [kalo diperhatikan, paragraf terakhir ini gak nyambung dengan paragraf-paragraf sebelumnya.. hehe]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika ada yang perlu dikomentari, komentarin aja. :)