Jumat, 13 September 2013

Saya Berjalan Kaki Dari Pasar Lama Menuju Unlam Banjarmasin Secara Pulang Pergi

Judulnya kepanjangan?

Sengaja.

Dari judul itu saja, sudah sangat jelas tulisan ini akan membahas tentang itu.

Hari ini, tanggal 13 september 2013, saya mencoba untuk berbeda dengan mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin pada umumnya. Umumnya, mahasiswa Unlam Banjarmasin menuju ke kampus dengan cara menggendarai kendaraan bermotor seperti motor dan mobil. Iya, iya, ada juga kok yang berjalan kaki dan bersepeda.Tapi itu sangat, sangat, sangat minoritas. Saya sudah pernah membahas tentang kawasan Unlam Banjarmasin melalui tulisan maupun video. Yang tulisan, silakan klik ini, yang video, silakan klik ini.

Pagi ini, saya berjalan kaki dari rumah saya menuju ke Unlam Banjarmasin. Rumah saya di Pasar Lama sedangkan Unlam Banjarmasin di jalan Hasan Basri.

Ini rute saya berjalan kaki:


View Larger Map
Kenapa berjalan kaki?

Saya bosan menggendarai kendaraan bermotor. Saya bosan terjebak macet. Dan saya ingin mencoba berbeda dengan mahasiswa lain. Saya sejak april 2011 sudah tak pernah lagi menggendarai kendaraan bermotor ke kampus hingga sekarang. Saya bersepeda. Dan pagi ini saya berjalan kaki. Niatnya, setiap jumat saya akan berjalan kaki dari rumah ke kampus secara pulang pergi.

Apa maksud dan tujuan berjalan kaki?

Saya ingin memberikan pesan terselubung dengan saya berjalan kaki ini. Saya berjalan kaki kurang lebih jaraknya 3 km. Saya berjalan kaki selama 30 menit. Lalu, kalian (mahasiswa Unlam Banjarmasin) yang rumah atau kosnya dekat dengan kampus, kenapa masih menggendarai kendaraan bermotor? Gengsi? Capek? Panas? Berkeringat? Kalian mahasiswa, mestinya sadar. Sadar, bahwa kawasan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin sekarang ini penuh dengan kendaraan bermotor yang lalu-lalang. Kawasan Unlam Banjarmasin telah seperti jalan umum. Padahal, Unlam itu komplek orang-orang yang menuntut ilmu yang disebut mahasiswa kenapa seperti perkampungan warga yang setiap menitnya ada saja kendaraan bermotor yang lalu-lalang?

Selain terhadap mahasiswa Unlam Banjarmasin, pesan terselubung ini juga saya tujukan kepada masyarakat Banjarmasin yang setiap harinya mengeluh macet di Banjarmasin. Jika hanya mengeluh tanpa berusaha mencarikan solusinya, tidak akan berubah keadaan macet itu. Fly over, jalan diperbanyak, jembatan ditambah, apakah itu solusi terbaik? Saya jawab dengan tegas, tidak! Pembuatan "jembatan di atas jalan" dan lain-lain itu sama saja membuat bom waktu. Dan selama penggunaan kendaraan bermotor pribadi tidak ditekan, saya berani menjamin, pasti akan tetap macet. Jumlah kendaraan bermotor pribadi terus bertambah secara signifikan, tetapi angkutan umum semakin ditinggalkan. Sudah jarang orang yang mau susah payah menuju suatu tempat, lebih banyak duduk manis di dalam mobil pribadi. Sudah jarang orang yang mau duduk bersama orang lain di angkutan umum, lebih banyak menggendarai motor. Sudah jarang orang yang mau bersepeda apalagi berjalan kaki dengan alasan "panas, jauh, polusi udara dan semacamnya".

Mari berpikir.

Buat apa mengeluh jika tidak pernah berpikir untuk mencari dan menemukan solusinya? Jangan hanya mengharapkan kebijakan pemerintah, tapi kita sebagai masyarakat mestinya bisa mencari dan menemukan solusinya itu.

Terakhir, berikut keadaan trotoar yang saya jalani pagi tadi. Iya, juga ada kok yang baik dan terawat. TAPI, MANA PEJALAN KAKINYA?
Jalan S Parman Banjarmasin



Jalan Hasan Basri Banjarmasin

2 komentar:

  1. jd ingat masa waktu msih skolah d SMKN2 dulu Saya Jalan Kaki aj dari Pekauman ke Hasan Basri :) ]
    dan tidak terlalu makan waktu banyak jg :D

    BalasHapus
  2. setuju kak,..,.,.
    banjarmasin jakartanya kalimantan.
    (y)
    #IP

    BalasHapus

Jika ada yang perlu dikomentari, komentarin aja. :)