Selasa, 17 September 2013

Dilarang Mengeluh Macet, Krisis Stok BBM dan Polusi Udara, Jika Ke Kampus Saja Masih Mengendarai Kendaraan Bermotor!

"Siapa Anda? Ngelarang orang lain mengeluh? Mengeluh itu hak semua orang. Anda telah melanggar kebebasan hak orang lain untuk mengeluh"
Mungkin, ada orang yang begitu membaca judul tulisan ini, langsung berkata seperti kalimat di atas.

:)

Wajar.

Karena Anda yang berkata seperti kalimat di atas itu berbeda dengan pola pikir saya.

Akan saya jelaskan, pola pikir saya.

Mari perhatikan foto di bawah ini:

Saya sangat yakin, jika Anda bukan mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dan Politeknik Negeri Banjarmasin, bukan dosen Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dan Politeknik Negeri Banjarmasin, bukan staf-staf kampus Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dan Politeknik Negeri Banjarmasin, bukan pedagang makanan yang berjualan di sekitaran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dan Politeknik Negeri Banjarmasin serta bukan orang yang tinggal di Banjarmasin, maka pasti menyangka foto di atas itu adalah sebuah jalan umum. Coba deh, tanyakan sama teman yang tak pernah ke Banjarmasin. Saya pribadi yang memotret, setelah melihat hasil fotonya, langsung pangling. Apakah benar ini jalanan di kawasan kampus?

Jadi ceritanya, pagi ini sebenarnya niatnya ingin membagikan brosur Bike to Campus Banjarmasin kepada mahasiswa-mahasiswa yang bersepeda ke kampus.

Kenapa cuma mahasiswa-mahasiswa yang bersepeda ke kampus?

Karena, menurut saya menyatukan mahasiswa-mahasiswa yang bersepeda ke kampus lebih penting daripada mesti membagikan brosur kepada mahasiswa-mahasiswa yang masih mengendarai kendaraan bermotor ke kampus.

Dan memang, mahasiswa yang bersepeda ke kampus sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, sangat minoritas di sini. Saya tak bisa menjelaskan seberapa banyak perbandingannya, tapi yang pasti sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, sangat minoritas. Sudah kok saya membahas tentang ini. Lewat tulisan, klik ini. Lewat tayangan video, klik ini.

Lalu kenapa dibahas lagi?

Pembahasan ini tidak akan saya hentikan, mungkin jika saya lulus kuliah baru akan berhenti membahas ini. Mungkin.

Saya cinta dengan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, dan inilah bentuk cinta saya. Jika mahasiswa lain membuktikan kecintaannya terhadap Unlam Banjarmasin dengan cara tampil sebagai pemenang dalam sebuah kontes nasional, menciptakan suatu benda yang bermanfaat bagi orang lain dan lain sebagainya. Saya membuktikan kecintaan saya dengan cara yang berbeda. Bagi saya, apa yang saya lakukan ini hanya semata-mata menginginkan agar kampus Unlam Banjarmasin layak disebut kampus.

Emangnya sekarang tidak layak disebut kampus?

Maaf, saya jujur akan menjawab, tidak layak.

Kenapa?

Karena mahasiswa yang naik angkutan umum, berjalan kaki dan bersepeda sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, sangat minoritas.

Hanya karena itu, lalu disebut tidak layak?

Saya hanya akan fokus tentang permasalahan ini. Mungkin, memang, permasalahan lain juga ada dan lebih penting daripada permasalahan yang saya sampaikan ini. Tapi itu bagi orang lain. Tapi itu menurut orang lain. Berbeda dengan saya. Permasalahan ini penting karena akan merembet ke permasalahan lain. Contoh: orang-orang yang mengendarai kendaraan bermotor ke kampus, hampir bisa dipastikan dalam kesehariannya (selain ke kampus) juga mengendarai kendaraan bermotor. Berbeda dengan orang-orang yang naik angkot, berjalan kaki ataupun bersepeda ke kampus. Orang-orang yang seperti itu, kemungkinan mereka mengendaaan kendaraan bermotor dalam kesehariannya (selain ke kampus) sangat kecil. Kenapa begitu? Karena ke kampus saja, mereka tidak mengendarai kendaraan bermotor.

Lalu apa masalahnya?

Orang-orang yang mengendarai kendaraan bermotor ke kampus, berarti menyumbang kemacetan di Banjarmasin. Orang-orang yang mengendarai kendaraan bermotor ke kampus,berarti menimbulkan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) akan semakin menipis. Orang-orang yang mengendarai kendaraan bermotor ke kampus, berarti juga menghasilkan polusi udara yang berasal dari asap knalpot kendaraan bermotor mereka. Itu masalahnya.

Saya sangat memahami. Saya juga pernah mengendarai kendaraan bermotor ke kampus. Tapi itu diawal-awal saya menjadi mahasiswa. Tapi itu dimasa-masa saya belum berpikir dampak yang saya lakukan. Sekarang, saya tak pernah lagi mengendarai kendaraan bermotor ke Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin sejak 16 april 2012.

Memang sulit mengubah kebiasaan. Memang sulit. Awalnya, saya juga merasa capek bersepeda ke kampus. Tapi sekarang, malah merasa lebih sehat daripada sebelum bersepeda ke kampus.

Jarak rumah/kos ke kampus jauh.. 

Selama masih dalam wilayah kota Banjarmasin, saya rasa jaraknya tidak begitu jauh.

Capek..

Ya itu karena baru pertama kali.

Udara panas..

Maklum hidup di negara tropis.

Polusi udara..

Makanya, pakai masker.

Macet..

LALU DENGAN MENGENDARAI KENDARAAN BERMOTOR MACETNYA AKAN BERKURANG? GITU?!

Jika tidak ada niat, sejuta alasan akan diucapkan. Jika ada niat, sejuta jalan akan terbuka.

Terakhir, jangan mengeluh apabila Anda terjebak di jalan raya yang terjadi kemacetan yang sangat parah, BBM yang sering langka dan polusi udara yang semakin membahayakan, jika ke kampus saja Anda mengendarai kendaraan bermotor. Malu sama mereka-mereka yang tidak kaya, pakaiannya sederhana, menggunakan sepeda murah tapi mereka tidak membuat kemacetan di jalan raya, tidak menyebabkan stok BBM berkurang dan tidak menimbulkan polusi udara.

Berpikirlah..

5 komentar:

  1. Bagus, aku suka. Tapi akan lebih bagus lagi kata menggendarai di ganti dengan kata "mengendarai" hehehehe

    BalasHapus
  2. Terimakasih @Morfem dan Prosedur Pengalamannya3 yang telah mengoreksi. Akhirnya ada juga yang menyadari kesalahan huruf pada kata itu. Terimakasih juga sudah membaca. :)

    BalasHapus
  3. iya, belum tentu juga saya bisa membuat tulisan seperti kamu. kesalahan itu wajar. Saran dariku tulisan kamu itu kamu ajukan ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, kalau tidak salah FISIP ada membuat sejenis surat kabar, siapa tahu tulisan kamu bisa masuk di situ dan ada kebanggaan tersendiri untuk kamu.

    BalasHapus
  4. setuju... semangat bang dengan tulisanya..
    :)

    BalasHapus
  5. mahasiswa2nya gengsi klo pke speda atau jln kaki.... bnyak yg kost dket Unlam tp ttep pke kndraan...

    BalasHapus

Jika ada yang perlu dikomentari, komentarin aja. :)