Senin, 21 Oktober 2013

Semakin Banyak Orang Yang Belajar Menyetir, Maka Akan Semakin Macet

Logikanya benar aja kan?

Kalau menurut saya sih, logikanya benar.

Lebar jalan yang tak setiap hari melebar, tapi setiap hari ada saja mobil latihan mengemudi yang lalu lalang di jalan raya.

Seperti apa mobilnya?

Seperti ini:


Kalau dijejerkan, seperti ini:


Saya bisa memahami, saya tahu, hak kalian belajar menyetir. Dan saya juga tahu, jalan raya juga ada hak orang lain.

Pertanyaannya..

Apakah macet adalah ciri khas kota yang disebut kota metropolitan?

Apakah menggunakan kendaraan pribadi setiap hari adalah kebiasaan orang-orang yang tinggal di kota yang disebut  kota metropolitan?

Jika benar seperti itu,

maka saya merindukan masa-masa Banjarmasin yang setiap sebelum saya tidur, saya selalu mendengar suara mesin klotok yang melintas di depan rumah saya.

Saya merindukan masa-masa Banjarmasin yang bagi sebagian besar orang, kendaraan bermotor pribadi seperti sepeda motor dan mobil adalah sebuah barang mewah dan sangat sulit untuk dibeli.

Saya  merindukan masa-masa Banjarmasin yang mayoritas orang-orangnya masih gunakan jukung, klotok ataupun sepeda sebagai alat transportasi utamanya selain berjalan kaki.

Saya memahami, zaman telah berubah.

Dan pasti akan berubah.

Banjarmasin telah tak seribu sungai lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika ada yang perlu dikomentari, komentarin aja. :)