BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hampir 16 tahun sudah berlalu tragedi yang menghilangkan
ratusan nyawa manusia di Banjarmasin, mungkin masih lekat di ingatan
orang-orang banjarmasin saat itu bagaimana ganasnya kerusuhan dan kebrutalan
massa yang entah datangnya darimana sampai menimbulkan ratusan korban jiwa.
Kerusuhan Banjarmasin Mei 1997 terjadi pada 23 Mei 1997 hari terakhir
kampanye Pemilu untuk anggota legislatif tahun 1997. Di kota yang sangat
islami, Banjarmasin, pendukung PPP merasa ditindas oleh partai penguasa Golkar.
Setelah sholat Jumat, ribuan orang menyerang pendukung Golkar yang akan
berkampanye.
Kekerasan berdarah ini membunuh beberapa pendukung kampanye Golkar, serta
menyerang berbagai kepentingan usaha di Banjarmasin termasuk Kristen dan
Tionghoa. Sebuah gereja HKBP yang terbuat dari kayu dibakar massa, yang letaknya
sekitar 300 m dari masjid Noor, mengakibatkan sejumlah rumah pribumi di
belakang gereja HKBP ikut terbakar, bangunan lainnya dirusak seperti gereja
Katedral dan dua gereja Katolik, beberapa sekolah Katolik dan sebuah rumah
panti jompo. Delapan pusat belanja, cabang Bank Lippo, toko-toko milik Tionghoa, serta tujuh gereja
lainnya, sebuah vihara Budha, dua hotel, 21 mobil, 130 rumah, dan 4 gedung
milik pemerintah hancur atau dibakar.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, ada beberapa hal
yang bisa diambil sebagai rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang terjadi pada tanggal 23 mei
1997 di Banjarmasin?
2. Bagaimana kronologi kerusuhan yang terjadi di Banjarmasin?
3. Kerugian apa saja yang di alami pasca
kerusahan yang terjadi di Banjarmasin?
4. Berapa jumlah korban dari kerusuhan
yang terjadi di Banjarmasin?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mahasiswa/i
dapat mengetahui peristiwa apa yang terjadi pada tanggal 23 mei 1997 di
Banjarmasin.
2. Mahasiswa/i
dapat mengetahui kronologi kejadian kerusahan yang terjadi di Banjarmasin.
3. Mahasiswa/i
dapat mengetahui kerugian yang dialami pasca kerusuhan yang terjadi di
Banjarmasin.
4. Mahasiswa/i
dapat mengetahui jumlah korban dari kerusuhan yang terjadi di Banjarmasin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Kerusuhan Banjarmasin
Kerusuhan Banjarmasin terjadi pada tanggal 23 Mei 1997, Banjarmasin
dilanda kerusuhan massal, menyusuli kampanye Golkar pada hari terakhir putaran
kampanye PPP menjelang pemilu 1997. Dilihat dari skala kerusuhan dan jumlah
korban serta kerugiannya, peristiwa yang kemudian disebut sebagai “Jumat
Membara atau “Jumat Kelabu” itu termasuk
salah satu yang terbesar dalam sejarah Orde Baru. Namun, akibat ketertutupan
pemerintah, tidak ada laporan yang akurasinya bisa dipercaya penuh mengenai apa
yang sesungguhnya terjadi di lapangan pada waktu itu. Dibandingkan dengan
skalanya, berita-berita pers sangat terbatas dan tidak sebanding.
Tanggal 23 Mei 1997 jatuh pada hari Jumat. Pada hari itu
berlangsung putaran terakhir masa kampanye Pemilu 1997, yang secara kebetulan
merupakan hari kampanye Golkar. Menurut rencana semula, setengah hari kampanye
diawali dengan kampanye simpatik berupa pendekatan kepada kalangan bawah dengan
target operasi buruh, pengojek, dan tukang becak. Kemudian, setengah hari
berikutnya, usai ibadah Jumat, kampanye akan dilanjutkan dengan panggung
hiburan rakyat di lapangan Kamboja. Pada acara tersebut akan hadir Menteri
Sekretaris Kabinet (Mensekkab) Saadilah Mursjid, Ketua MUI KH Hasan Basri, dan
artis-artis ibu kota. Rencana itu tidak pernah terwujud, karena yang terjadi
kemudian adalah malapetaka berupa kerusuhan massal.
Hingga tengah hari, semua kegiatan di tengah kota Banjarmasin
berjalan normal. Begitu pula di kompleks pertokoan Plaza Mitra, yang kemudian
menjadi pusat kerusuhan. Pengunjung dan pembeli ramai seperti biasanya, para
pegawai kompleks pertokoan berlantai empat itu pun bekerja sebagaimana
hari-hari sebelumnya. Di lantai satu kompleks pertokoan yang terletak di tepi
sungai Martapura ini terdapat perkantoran, antara lain kantor Bank Bumi Daya
(BBD). Lantai 2 digunakan sebagai tempat penjualan pakaian, sementara di lantai
3 terdapat supermarket Hero, TB Gramedia, restoran CFC, dan bioskop. Di lantai
4 terdapat diskotik, kedai kopi, dan tempat hiburan, termasuk biliar dan
sejenisnya.
2.2 Kronologi
Kejadian Kerusuhan di Banjarmasin
Di mulai sekitar pukul
9.00 WITA,
kegiatan kampanye sudah semarak, warna kuning ada di mana-mana. Golkar
membagi-bagikan sapu tangan bergambar beringin dan bekal nasi bungkus, masing-masing
berjumlah 10 ribu buah. Sasaran kampanye ini ialah para buruh, tukang becak,
tukang ojek. Pada sekitar pukul 11.00 kampanye membagi-bagi nasi bungkus dan
sapu tangan usai dengan tenang.
Pada
sekitar pukul 12.00 WITA atau tengah hari, umat Islam menjalankan ibadah salat Jumat. Sewaktu
ibadah berlangsung, sebagian massa kampanye Golkar, yang umumnya terdiri dari
anak-anak muda dan remaja, masih berkampanye. Mereka berputar-putar keliling
kota dengan menaiki sepeda motor. Banyak di antara sepeda motor itu knalpotnya
dicopoti, dan suara raungan mesin motor dirasakan sangat mengusik ketenangan
mereka yang sedang bersembahyang. Puncaknya, ketika arak-arakan sepeda motor
tersebut melewati Masjid Noor di Jalan Pangeran Samudera. Masjid ini terletak
di daerah basis PPP. Menurut sumber dari Tim Lembaga Bantuan Hukum Nusantara
(LBHN) cabang Banjarmasin yang melakukan investigasi ke lapangan, ketika massa
yang akan berkampanye itu melintas, jamaah salat Jum'at yang luber sampai ke
jalan itu masih sedang berdoa. Sebenarnya Polantas sudah berusaha menghadang
massa Beringin. Namun Satgas Golkar bersikeras untuk melewati jalan itu. Alasan
mereka, salat Jumatnya tinggal membaca doa. Kemarahan jamaah dengan cepat
menyebar seusai sembahyang Jumat dan sampai ke telinga penduduk di berbagai
sudut Banjarmasin lainnya.
Usai
salat Jumat, terjadilah kerusuhan di depan kantor DPD Golkar Kalsel. Kabar itu
segera tersiar dan massa berdatangan tanpa bisa dibendung. Mereka akhirnya
bentrok dengan Satgas Golkar, yang rata-rata berasal dari organisasi Pemuda
Pancasila dan FKPPI. Karena massa terlalu banyak, Satgas Golkar terpaksa
mencari jalan selamat. Tapi akibatnya, ada enam mobil peserta kampanye Golkar
yang dibakar.
Di
depan kantor Banjarmasin Post, dari arah timur ribuan massa menyerbu
dengan membawa senjata aneka macam. Mereka berlari-lari ke arah lapangan
Kamboja, tempat kampanye Golkar akan dilangsungkan. Di sepanjang jalan, semua
bendera, spanduk, umbul-umbul Golkar diturunkan dan dibakari. Di sana, mereka
bergabung dengan massa penyerbu yang mula-mula muncul di pinggir lapangan.
Panggung kampanye pun diserbu dan dirobohkan. Kaum penyerbu bertarung dengan
dua puluh ribu massal Golkar yang sedang berkumpul di sana. Para petugas
keamanan tidak mampu mengendalikan pertarungan dengan kekerasan tersebut.
Sebuah rumah ibadah (Gereja HKBP) yang terletak di dekat kantor Banjarmasin
Post mulai terbakar. Mobil pemadam kebakaran yang berusaha mencegah
menjalarnya api ke gedung Banjarmasin Post terpaksa pergi karena
petugasnya dikalungi clurit oleh massa. Namun api tidak jadi melalap kantor Banjarmasin
Post.
Sebagian
massa menyerbu Hotel Istana Barito. Di sana, mereka berhadapan dengan ribuan
massa Golkar yang berkumpul di depan hotel, sedang bersiap-siap untuk kampanye
sore itu. Dari arah barat, tiba-tiba muncul ribuan massa lain, sebagian
mengenakan kaos hijau dan atribut PPP. Dengan senjata tajam dan apa saja,
mereka menyerbu massa di depan hotel. Mobil-mobil yang kebetulan ada di sana
hancur luluh lantak, kaca-kaca hotel pecah dilempari batu.
Mulai
pukul 15.00 WITA, listrik padam, menambah suasana mencekam. Kerusuhan meningkat.
Sebagian besar tamu Hotel Istana Barito masih berada di dalam kamar mereka
dalam kegelapan. Tiba-tiba satpam hotel menggedori pintu-pintu kamar dan
berteriak, “kebakaran!, para tamu pun berhamburan
ke luar, menyelamatkan diri masing-masing. Dengan cepat, kerusuhan menjalar ke
mana-mana. Massa terus melakukan pengrusakan, sambil meneriakkan yel-yel PPP.
Beberapa orang mengenakan atribut PDI. Suasana semakin kalut. Massa merusak dan
membakar mobil-mobil pribadi yang ditemui di jalan raya mana saja dan menjarah
isinya. Sebuha mobil meledak, setelah dibakar di jalanan. Di depan Plaza Mitra,
beberapa mobil segera bergelimpangan, sebagian terbakar. Seorang wanita naik
sepeda motor dengan hanya mengenakan BH di bagian atas, karena kaos Golkarnya
dirampas massa. Di jalanan, batu-batu berserakan, pecahan kaca bertebaran di
mana-mana.
Di
jalanan, fasilitas umum dihancurkan. Massa juga merusak dan melempari ruko-ruko
yang berderet di sepanjang Jalan HM Hasanuddin sampai Jalan A.Yani, di kawasan
Sudimampir, Jalan MT Haryono, dan Jalan Pangeran Samudera.
Di
dalam kompleks Plaza Mitra, dengan persetujuan dari manajemen di Jakarta,
pimpinan TB Gramedia memutuskan untuk menutup toko dan karyawan diminta segera
meninggalkan lokasi kerja. Semua pulang, dengan catatan tidak memakai atribut
PPP mana pun. Di depan Plaza Mitra, petugas mulai menutup jalanan dan membuat
pagar betis untuk melindungi kompleks pertokoan itu. Tetapi, ribuan massa tidak
terbendung. Mereka merangsek ke depan, memecah pagar betis petugas, memcahkan
kaca-kacaetalase, masuk ke dalam gedung, dan menjarah apa saja yang bisa
diambil. Gas air mata yang disemprotkan petugas tidak mampu menahan mereka.
Hingga
saat itu, Plaza Mitra baru dirusak, tetapi belum terbakar. Kemudian, sebuah
sedan putih didorong dan ditabrakkan ke kaca etalase Toys Kids di lantai dasar,
sebelum akhirnya mobil itu dibakar. Api segera menyebar ke seluruh gedung.
Setelah Plaza Mitra terbakar, gedung-gedung lain segera menyusul. Malam itu,
seluruh empat lantai gedung Plaza Mitra musnah terbakar. Sementara itu,
kerusuhan tidak hanya menjangkau kawasan petokoan. Wilayah pemukiman penduduk
pun mulai terkena. Kampung Kertak Baru Ulu, khususnya RT 10 yang dihuni 30 KK
mulai dilalap api sejak pukul 16.35 WITA. Kawasan pemukiman ini berlokasi di
belakang Jalan Pangeran Samudera. Api mula-mula berasal dari kelenteng (rumah
ibadah) Cina, yang segera menjalar ke rumah-rumah yang terletak di belakangnya.
Api bahkan menjaalr ke asrama POM ABRI yang hanya terpisah oleh sungai selebar
3 meter dari Kertak Baru Ulu.
Sementara
di tempat lain yakni di Jalan Veteran dan Jalan Lambung Mangkurat, pada waktu
yang sama, sebanyak enam gereja dan satu tempat ibadat Konghucu (Klenteng) ikut
dihancurkan. Rumah-rumah WNI keturunan Cina juga ikut dilempari batu. Bahkan
ada keluarga yang akan menyelamatkan diri, setelah mobil penjemput datang,
mobil tersebut dihancurkan kacanya. Terpaksa pemiliknya lari menjauh dari situ.
Juga
ikut "digasak" massa adalah rumah bos klub sepakbola Barito Putra
yang juga calon legislatif dari Golkar. Rumah itu disatroni massa dan dirusak.
Kompleks Pamen ABRI pun ikut rusak -- barangkali karena penghuninya banyak yang
menjadi calon legislatif Golkar.
Sekitar
pukul 17.00 WITA, massa bergerak kembali ke arah DPD I Golkar. Tapi tidak langsung ke
sana. Mereka mampir kembali di Jujung Buih Plaza. Genset Jujung Buih Plaza
dibakar dan gedung 8 lantai tersebut akhirnya terbakar. Di sebuah hotel di
gedung itu, Hotel Kalimantan, banyak artis yang mengikuti kampanye menginap,
termasuk jurkamnya. Di hotel tersebut juga menginap Ketua Umum MUI Pusat KH
Hasan Basri yang ikut rombongan kampanye. Disitu juga ada Gubernur Kalimantan
Selatan dan Muspida. Tapi akhirnya mereka dapat diselamatkan. Namun tidak diketahui
apakah di sana juga jatuh korban. Yang jelas, saat dilakukan penyelamatan
banyak yang jatuh pingsan. Gubernur Kalsel Gusti Hasan Aman sendiri merasa
sangat kaget dan seolah tidak percaya melihat ulah massa yang begitu brutal.
Karena
massa terus mengamuk, pemadaman pun tidak berlanjut. Yang menyiram air kemudian
lari dari kepungan massa. Banyak tabung gas meledak. Setelah disiram air,
kemudian ditinggal lari menghindari amukan massa. Sejumlah sepeda motor tidak
dapat diselamatkan dan ikut dilalap si jago merah.
Mulai
sekitar pukul 18.00 WITA, bagian belakang gedung Anjung Surung mulai mengepulkan asap. Api
membakar habis apotik Kasio yang terletak di belakang gedung ini. Barisan
Pemadam Kebakaran tidak berdaya, karena massa mencegah dan mengancam mereka
supaya tidak memadamkan api.
Namun
secara ajaib, ketika seluruh api menelan gedung-gedung di sekitarnya, gedung
Anjung Surung selamat. Petugas UGD RS Islam menyebutkan, hingga pukul 17.30 WITA, rumah sakit
tersebut merawat 12 orang korban. Delapan di antaranya menderita luka bacok,
empat sisanya
akibat kecelakaan lalu lintas. Sementara RS Ulin menyebutkan, sedikitnya mereka
merawat 20 orang pasien, termasuk Didik Triomarsidi, juru foto Banjarmasin
Post. Didik dianiaya massa ketika meliput penghancuran gedung markas DPD
Golkar.
Saat
itu, orang-orang dari berbagai kampung pun mulai gelisah dan mulai melakukan pengamanan
masing-masing. Mereka semua keluar rumah, menjaga sePtiap gang dan jalan-jalan
masuk. Lengkap dengan senjata tajam, berupa mandau, samurai, dan clurit.
Penjagaan dilakukan semalam suntuk, karena mereka mendengar isu yang mengatakan
bahwa Golkar akan mengadakan serangan balasan.
Pukul
20.30 WITA, massa beramai-ramai ke arah Mitra Plaza, yang merupakan pusat pertokoan terbesar di
Banjarmasin. Letaknya di Jalan Pangeran
Antasari. Di gedung berlantai empat ini banyak terdapat
toko-toko elektronik, komputer, diskotik, ruang pertemuan, show-room mobil
mewah, toko buku Gramedia, KFC, Bioskop 21, dan sarana hiburan anak-anak. Massa
berhasil masuk dengan menorobos blokade keamanan. Isi gedung dijarah dan dibawa
lari. Gedung itu sendiri telah terbakar sekitar pukul 20.00 WITA, dan api
menyala sampai pukul 09.00 WITA keesokan harinya.
Massa
terus mengamuk dan mengobrak-abrik isi gedung. Pada saat itu tersiar kabar
bahwa pasukan keamanan diperbolehkan untuk menangkap dan menembak di tempat.
Tapi pasukan keamanan tidak melakukan apa-apa. Akhirnya, massa yang lengkap
dengan berbagai senjata tajam itu terus mengamuk. Pukul 22.00 WITA, 1000 orang pasukan
bantuan datang dengan tiga pesawat hercules. Menurut laporan LBHN Banjarmasin
itu, tidak diketahui dari mana mereka didatangkan. Pasukan kemudian bergerak
mendekati Gedung Mitra Plaza. Mereka menghalau massa yang masih ada di gedung
itu. Senjata menyalak. Namun pihak LBHN Banjarmasin tidak memperoleh informasi
berapa korban yang jatuh di sana.
Pada
malam harinya, jumlah gerombolan massa menyusut. Listrik masih padam dan
seluruh kota dalam keadaan tetap gelap gulita, hanya diterangi kobaran api di
mana-mana. Beberapa tempat diblokade petugas keamanan, namun gerombolan massa
masih berkerumun di beberapa tempat. Mereka memasuki kawasan pemukiman, menyerang
dengan clurit, mandau, samurai, dan berbagai senjata lain. Beberapa rumah, kantor dan
warung yang berdekatan dengan Banjarmasin Post masih menyala terbakar.
Benar-benar mirip lautan api. Laporan awal menyebut, secara keseluruhan ratusan
rumah dan toko hancur, sebuah gereja Katolik, sebuah bank, dan sebuah hotel
ikut hancur. Sekitar 80 orang diberitakan luka-luka dan 50 orang ditahan.
Kemudian,
sekitar pukul 23.00 WITA, massa menuju ke arah luar kota. Sasarannya adalah rumah-rumah calon
legislatif Golkar. Karena terbetik kabar massa membawa formulir berisi Daftar
Calon Tetap (DCT) Golkar. Ada empat rumah yang dibakar walau belum jelas apakah
itu rumah caleg Golkar atau bukan. Juga menjadi sasaran adalah toko-toko Cina
sepanjangan jalan, ikut dihancurkan dengan lemparan batu. Hampir semua toko di
sepanjang Jalan A. Yani rusak berat dan api membumbung tinggi. Saat itu pasukan
pun tidak lagi diam. Mereka mulai mengejar-ngejar massa.
Yang
sangat tragis, sekitar pukul 24.00 WITA, seorang warga yang keluar rumah untuk
melihat keadaan kelihatan tergeletak tertembak peluru. Meski begitu, masih
menurut laporan Tim LBHN Banjarmasin, suasana di jalan-jalan masih ramai.
Banyak orang yang sudah terlanjur keluar sulit pulang lagi ke rumahnya
masing-masing. Karena jalan-jalan sudah diblokir oleh orang-orang kampung. Yang
bukan warganya tidak diperbolehkan masuk dan melewati jalan tersebut.
Namun
sekitar pukul 01.00 WITA dini hari (Sabtu, 24 Mei), massa bergerak ke luar
kota. Karena semua jalan sudah diblokir oleh pihak keamanan. Suasana semakin
tegang. Khususnya di pusat kota, semua listrik padam dan baru menyala pukul
09.30 pagi.
Kemudian
pasukan keamanan, sekitar pukul 03.00 WITA, mengobrak-abrik Kampung Kelayan.
Kampung ini merupakan kampung terpadat dan dikenal banyak preman. Ada 195 orang
yang diamankan di kantor Polresta. Kondisi mereka babak belur dan hampir semua
menjadi sulit untuk dikenali wajahnya. Sekitar pukul 04.00 WITA, masyarakat
perumahan Beruntung Jaya yang semalam suntuk berjaga terus karena ada isu akan
diserang, bertahan masuk ke rumah, saat ada suara pasukan datang. Tak jelas
berapa orang ditahan dari sana. Pukul 06.00 WITA, aparat keamanan, lebih kurang
5 truk, datang ke kampung Teluk Tiram. Di kampung itu, mereka memburu massa
yang diperkirakan ada di kampung tersebut. Mereka dengan senjata lengkap di
tangan berjaga-jaga terus di jalan-jalan utama. Setiap orang lewat yang
kelihatan mencurigakan digeledah. Bahkan, yang terlihat menggunakan pakaian
agak kumuh langsung dihentikan.
Hingga
keesokan harinya, sabtu pagi, api masih menyala di kompleks Mitra Plaza. Seluruh lantai
gedung tersebut masih belum bisa dimasuki. Tetapi bau sangit dan busuk
menyengat hingga ke luar ruangan. Regu penyelamat belum bisa bertindak apa-apa
karena gedung masih diselimuti api dan asap. Evakuasi baru bisa dilakukan sore
hari ketika sebagian api sudah padam. Kapolda Kalsel memberikan laporan kepada
Kapolri mengenai kemungkinan terdapatnya sejumlah mayat yang terbakar hangus di
dalam kompleks pertokoan. Para pejabat dari Jakarta yang sedianya berkampanye,
diterbangkan kembali dari Banjarmasin. Mereka termasuk Mensekkab Saadilah
Mursyid dan KH Hasan Basri. Pangdan Tanjungpura Mayjen Namoeri Anoem
mengumumkan berlakunya jalan malam di Banjarmasin, mulai pukul 8 malam hingga 5
pagi, selama lima hari massa cooling off kampanye, 24-29 Mei 1997.
2.3 Kerugian yang Dialami
Dari
kerugian material, ratusan rumah, toko, gedung, dan bangunan lain, hancur luluh
lantak. Yang hancur lebur termasuk gedung PLN Cabang Banjarmasin, Kantor Kanwil
Depsos Kalsel, Kantor PDAM Banjarmasin, Kantor Pegadaian Banjarmasin, BDN, BRI,
Bank Lippo, Bank Danamon, Bank Utama, BDNI, enam restoran, dua bioskop, tiga
hotel (Hotel Kalimantan, Hotel Banjarmasin, Hotel Barito Palace). Selain Mitra Plaza, pusat-pusat pertokoan lain yang dihancurkan serta
dijarah ialah Plaza Junjung Buih, Siolatama, Toserba Barata, Plaza Arjuna,
Edwin Haouse, Toserba Lima Cahay, dan pusat perbelanjaan Sudimampir. Untuk data
selanjutnya, lihat grafis.
Material
|
Kondisi
|
Gereja Pantekosta di Jl.Veteran
|
Rusak
|
Gereja Kuning di Jl.Veteran
|
Hancur
|
Gereja Eben Etser di Jl. S. Parman
|
Hancur
|
Gereja GKKA di Jl. Veteran
|
Hancur
|
Gereja HKBP di Jalan P. Samudera
|
ludes terbakar
|
Tempekong di Jl. Veteran
|
Hancur
|
Gedung Junjung Buih Plaza; Hotel Kalimantan,
Pertokoan, Bank Lippo
|
dirusak dan dibakar
|
Departemen Store Lima Cahaya
|
dibakar habis
|
Swalayan Sari Kaya
|
dibakar habis
|
Banjarmasin Teater
|
dibakar habis
|
Swalayan Siaolatama
|
Hancur
|
Mitra Plaza
|
dibakar habis
|
Apotik Casio
|
Hancur
|
Arjuna Plaza
|
Hancur
|
Kantor DPD I Golkar Kalsel
|
Dibakar
|
Kantor Depdikbud di Jl. S. Parman
|
Dirusak
|
Kantor Depkes
|
Dirusak
|
Restoran Fajar
|
Hancur
|
Gedung PLN
|
Terbakar
|
Perusahaan Daerah Air Minum
|
Terbakar
|
Kantor Pegadaian
|
Terbakar
|
Bank Dagang Negara, BRI, Bank Danamon, Bank Utama
|
Terbakar
|
Rumah Bos Barito Putra Galatama
|
Rusak
|
Rumah-rumah Cina
|
Rusak
|
Rumah penduduk belakang Gereja HKBP
|
dibakar habis
|
Rumah penduduk di sepanjang jalan Bumi Mas
|
Rusak
|
Rumah seorang pendeta
|
Digeledah, dirusak
|
Sebuah panti Jompo
|
Dibakar
|
SMA Katolik
|
rusak berantakan
|
SD,SLTP, SMU di Jl.S Parman
|
Terbakar
|
Lebih kurang enam mobil di depan kantor DPD I Golkar
|
hangus terbakar
|
Dua mobil kijang
|
Dibakar
|
Satu Ambulan
|
Rusak
|
Satu mobil Toyota Hard Top
|
Rusak
|
Dua sepeda motor
|
Rusak
|
|
|
2.4 Korban Kerusuhan di Banjarmasin
Ratusan penduduk tewas dan luka parah, belum termasuk yang luka-luka
ringan. Jumlah korban jiwa 142 orang. Jumlah angka korban ini bervariasi dan
tidak sama. Pengumuman pertama mengenai jumlah tumpukan korban itu, dalam
laporan Letkol (Pol) Friedy Tjiptoadi, Kapolres Banjarmasin, kepada Kol. (Pol)
Sanimbar Kapolda Kalimantan Selatan, menyebut angka 60 orang. Sehari kemudian,
angka itu menjadi 133 orang. Pangdam Mayjen Namoeri Anoem menyatakan, 187 orang
ditahan sehubungan dengan kerusuhaan Jumat Membara. Polisi mengumumkan, 118 orang
dibawa ke rumah sakit, banyak di antaranya dalam kondisi luka parah. Brigjen
(Pol) Nurfaizi, Kadispen Polri, menyatakan, data terakhir menunjukkah 142 orang
tewas, dengan rincian 140 tewas terbakar di Plaza Mitra, dan dua orang tewas di
pusat perbelanjaan Lima Cahaya. Masih dalam pengumuman resmi ini, 118 orang
luka-luka, ditambah 5 anggota ABRI. Tim Pencari Fakta YLBHI mencatat 123 korban
tewas, 118 luka-luka, dan 179 orang hilang. Menurut Komnas HAM, laporan
mengenai angka yang hilang sebanyak 199 orang, tetapi kemudian dua orang sudah
kembali, sehingga jumlah orang hilang sebanyak 197. Jika angka orang hilang ini
dianggap sebagai tewas (yang sangat besar kemungkinannya), maka perkiraan
korban tewas antara 302 hingga 320 orang. Korban tewas di Plaza Mitra
dikunjungi tim pencari fakta Komnas HAM pada 31 Mei 1997. Dua jam kemudian, 120
di antaranya dikuburkan secara massal dengan tata cara Islam di kompleks
pemakaman Landasan Ulin Tengah, kecamatan Landasan Ulin, Kota Administratif
(sekarang kota otonom) Banjarbaru, yang terletak 22 kilometer sebelah tenggara
Banjarmasin. Tiga korban lain sudah diambil keluarga mereka dan dikuburkan
tersendiri. Komnas HAM melaporkan, tidak ada bukti telah digunakannya peluru
tajam yang menyebabkan tewasnya korban kerusuhan. Dalam laporannya, Komnas HAM
juga menyatakan, dalam memadamkan kerusuhan, aparat keamanan tidak menggunakan
alat-alat yang mematikan, tetapi menggunakan letusan peringatan, granat asap
dan gas air mata.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Peristiwa jumat
kelabu yang terjadi di Banjarmasin pada tanggal 23 mei 1997 silam adalah
peristiwa yang tidak akan dilupakan oleh warga Banjarmasin. Peristiwa ini
selain mengakibatkan banyak korban yang berjatuhan dan bangunan-bangunan yang
diamuk masa, juga membuat sebagian besar
masyarakat Banjarmasin trauma terhadap peristiwa serupa. Akan tetapi, di
sisi lain, ada sebuah pertanyaan besar yang mungkin sampai saat ini tidak
dibisa dijawab, siapa dalang dari peristiwa jumat kelabu tersebut? Dan kenapa
tidak pernah ada seorang pun yang terjerat hukum akibat dari peristiwa
tersebut?
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerusuhan_Banjarmasin diakses pada
tanggal 7april 2013.
http://wrong-dimension.blogspot.com/2011/05/mengenang-tragedi-jumat-kelabu-23-mei.html diakses pada tanggal 7 april 2013