Jumat, 17 Mei 2013

Ke Desa Sungai Tandipah, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar

Kemaren, penuh dengan menguras otak. Dari persentasi yang abu-abu hingga dua mid-test yang mesti berjuang untuk menyelesaikannya.

Ya udah, lupakan!

Rencana ini sudah ada dua minggu yang lalu. Pertama kali ke Desa Sungai Tandipah Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar ini menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasinya..

3 Mei 2013
Karena dirasa melelahkan dikarenakan jarak yang jauh dan jalan menuju ke desa tersebut kurang memadahi, lalu kami berpikir, merenung, mempertimbangkan dan sebagainya. Akhirnya, kami memilih untuk menggunakan kelotok (perahu mesin khas Banjar) pada kunjungan yang kedua.

:D
Kunjungan ini bukan saja menghilangkan sejenak hiruk-pikuk kota Banjarmasin yang sudah kelewat hiruk-pikuk tetapi juga menyelesaikan tugas dari mata kuliah "Pembangunan Desa" yang mengharuskan mahasiswanya membentuk kelompok dan pergi ke suatu desa untuk melihat pembangunan yang ada di desa tersebut. Cari teman, bentuk kelompok, cari desa, berunding dan sepakatlah untuk menjadikan Desa Sungai Tandipah sebagai desa yang akan kami kunjungi.

Kalau kunjungan pertama hanya melihat suasana yang ada di desa tersebut dan tak berhasil bertemu dengan kepala desa atau disini sebutnya pembakal, dikunjugan kedua ini kami bertemu dengan beliau.

Disudut Desa. Dan saya suka foto ini.
Desa ini masih dekat dengan kota Banjarmasin. Kalau mengendarai sepeda motor, kurang lebih satu jam yang garis start-nya adalah Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Tapi, percaya atau tidak, pagi tadi, kami menggunakan kelotok dari pasar lama hanya memerlukan waktu 30 menit. Terbukti, solusi kemacetan di Banjarmasin bukan dengan cara membuat jalan baru tapi coba deh kembangkan lagi transportasi airnya. Kan Banjarmasin terkenal dengan kota seribu sungai, tetapi malah sering macet di daratan.

Oh ya, awalnya saya ingin ke desa tersebut sambil ke pasar terapung Lok Baintan. Karena desa yang kami ingin kami kunjungi ini dekat dengan pasar yang dibangga-banggakan itu. Tetapi ketika kami sampai ke sana, ternyata sudah mulai sepi.


Kesiangan sih...
Sesampainya di desa, kami lalu ke rumah pembakal. Sambil menunggu pembakal datang dari balai desa, kami disuguhi minuman oleh ibu pembakal (ya kan?). Walau, sebenarnya tak perlu. Tapi, ya sudahlah. Sesampainya beliau, kami langsung menyampaikan tujuan kami datang desa itu. Lalu, setelah diperbolehkan, kami kemudian mulai bertanya tentang desa tersebut. Yaa, bertanya-tanya tentang kondisi desa yang beliau pimpin dan pembangunan apa yang akan dan harus dilaksanakan di sana.

Selain mewawancarai pembakal, kami juga mewawancarai warga desa..
Pembuat Kelotok.
 Kami sepakat sebelum jumatan, kami sudah kembali ke Banjarmasin. Untuk itu, setelah dirasa sudah selesai wawancaranya, kami bergegas ke balai desa untuk kebutuhan foto.
 
Otw.
Dan ini...

Foto bersama pembakal dan sekdes
Secara keseluruhan, kunjungan ini bisa menghilangkan stress akibat mid-test kemaren.

Cuma ada satu yang membuat saya syok,

setelah lama tak tahu berapa berat badan saya,

dan ternyata.......

74 Kg.

 -___-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika ada yang perlu dikomentari, komentarin aja. :)