Minggu, 05 Mei 2013

Apa sih salahnya?

Sebenarnya, sudah lama ingin rasanya menulis tentang ini. Akhirnya, malam ini memberanikan diri untuk itu.

Pertama-pertama, sering ga melihat orang tua mengayuh sepeda bututnya di jalan raya? Sering sih ga, tapi setiap keluar rumah untuk menuju suatu tempat pasti melihat apa yang saya maksud itu. Menurut kalian, orang tua yang mengayuh sepeda butut miliknya itu keren ga? Kalau menurut saya, itu keren. Apalagi kalau dia bersepeda di tengah kemacetan. Kenapa keren? Karena dia pemberani. Berani untuk berbeda. Walau mungkin, alasan utama dia karena tak mampu membeli kendaraan bermotor. Wajar saya bilang seperti itu, kerena paradigma masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia ini, orang kaya (ataupun orang keren) adalah orang yang kemana-mana mengendarai kendaraan bermotor sendiri. Kenyataannya, orang-orang yang kemana-mana bersepeda dianggap tidak punya kendaraan bermotor.

Lalu, liat anak muda zaman sekarang. Terutama mahasiswa-mahasiswa Banjarmasin. Lebih spesifik lagi, mahasiswa yang mempunyai sepeda. Lebih mengkerucut lagi, mahasiswa yang mempunyai sepeda bagus dan mahal. Apa yang mereka lakukan dengan sepeda bagus dan mahal itu? Bersepeda ke kampus? Hmm, bentar-bentar. Saya pribadi, melihat, lebih banyak sepeda biasa dan murah yang ada di sekitaran kampus saya. Aneh yaa, kemana mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai sepeda bagus dan mahal itu?

Saya akan mencoba menganalisa, kenapa meraka tidak (mau) bersepeda ke kampus.

1. Tidak mau capek.
Ini lucu. Sangat!. Seberapa jauh sih, jarak rumah ke kampus? Bandingkan dengan touring Banjarmasin-Banjarbaru-Banjarmasin, jauhan mana? Kenapa ke kampus dianggap membuatmu capek?

2. Takut sepeda bagus dan mahalnya, hilang (karena dicuri).
Wajar. Kan yang mau punya sepeda bagus dan mahal, Anda. Seperti halnya jika kita punya pacar, buat apa punya pacar kalau takut sakit hati? Itulah konsekuensinya.

3. Tidak ada niat.
Ini alasan yang menurut saya paling logis. Kenapa bersepeda jauh, bisa sedangkan yang notabene lebih dekat, ga? Karena tidak ada niat untuk bersepeda ke kampus. Coba deh pikirkan, lebih bermanfaat mana, bersepeda dengan rute Banjarmasin-Banjarbaru-Banjarmasin atau rumah-kampus-rumah?

Saya tidak ingin dianggap menggurui orang lain. Saya hanya prihatin. Saya hanya ingin mereka bersepeda ke kampus. Apa sih salahnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika ada yang perlu dikomentari, komentarin aja. :)